26 Tahun Membangun Negeri, BUMN Jadi Tulang Punggung Ekonomi

marketeers article
Ilustrasi kantor Pertamina. (FOTO: Pertamina)

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merayakan hari jadi ke-26 Tahun pada Sabtu, 13 April 2024. Selama hampir tiga dekade, perusahaan pelat merah terbukti mampu menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

Kinerja BUMN setiap tahun menunjukkan peningkatan yang signifikan baik dari sisi sumbangan dividen, pajak, hingga pendapatan negara bukan pajak (PNBP). Hal ini dicapai berkat transformasi tiada henti dan dikombinasikan dengan penempatan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten di bidangnya masing-masing.

BACA JUGA: Kontribusi BUMN terhadap Penerimaan Negara Capai 21,9%

Endang Tirtana, Peneliti Senior Maarif Institute menjelaskan salah satu sosok penting di balik kesuksesan perusahaan menjadi tulang punggung ekonomi nasional, yakni Erick Thohir yang dipercaya sebagai Menteri BUMN. Dia menilai di bawah asuhan Erick, BUMN berhasil mencetak sejarah baru.

Erick, kata Endang, membawa pendekatan kekeluargaan yang bisa memperluas dan meratakan pembangunan di seluruh pelosok negeri. Ini terpotret dari sumbangan dividen yang mencapai Rp 82,1 triliun pada 2023 dan tertinggi sepanjang sejarah.

BACA JUGA: Alasan BUMN dan BUMD Perlu Ikut Penghargaan BEMA 2024

Tidak hanya itu, BUMN juga berperan penting terhadap pemerataan pembangunan infrastruktur nasional. Jejak pembangunan yang dilakukan pun bisa terasa dari Sabang sampai Merauke dalam beberapa tahun terakhir.

“Setoran dividen BUMN hanya Rp 40,6 triliun dan dalam satu tahun melesat menjadi Rp 82,1 triliun sehingga bukan hal mustahil target 2024 sebesar Rp85 triliun akan tercapai,” kata dia melalui keterangannya, dikutip Minggu (14/4/2024).

Endang menilai kontribusi besar yang disumbangkan oleh perusahaan pelat merah terjadi lantaran konsistensi Erick dan seluruh Insan BUMN dalam melakukan bersih-bersih perusahaan. Tata kelola perusahaan yang baik dan didorong dengan profesionalitas tinggi semakin membuat kinerja bisnis mentereng. 

Alhasil, kepercayaan investor dan seluruh pemangku kepentingan makin tinggi.

“Mulai dari kasus Jiwasraya, Asabri, Dapen BUMN, Garuda Indonesia, BUMN Karya hingga yang terbaru korupsi PT Timah yang disebut memiliki kerugian ekologis yang disebabkan atas korupsi itu mencapai Rp 271 triliun. Ini bukti keseriusan Erick Thohir dalam pemberantasan korupsi,” katanya.

Sementara itu, Erick Thohir, Menteri BUMN optimistis kinerja positif dapat terus ditingkatkan setiap tahunnya. Dia ingin perusahaan negara terus menjaga tren positif, termasuk dalam peningkatan laba.

Mantan bos klub sepak bola Inter Milan itu mengeklaim capaian positif tersebut merupakan bukti konkret akan perubahan BUMN yang berdampak positif bagi kinerja perusahaan. Seluruh masyarakat Indonesia pun turut menikmati dari kontribusi positif tersebut.

“Sejak awal saya selalu tekankan, BUMN harus menjadi benteng ekonomi Indonesia. Peningkatan kontribusi juga menggambarkan kondisi yang terus membaik,” ucap pria kelahiran Jakarta tersebut.

Dari sisi pemasaran, Taufik, Deputy Chairman MarkPlus Corp berpandangan, BUMN mampu melakukan ‘Transformasi Berkelanjutan’. Terutama ketika pandemi COVID-19 melanda yang membuat seluruh bisnis terdampak wabah.

Taufik melihat adanya tantangan berat yang dihadapi BUMN, yakni menyeimbangkan dua peran utama, sebagai value creator dan agent of development. Ditambah lagi, dengan adanya pandemi COVID-19 yang membuat situasi ekonomi makin sulit.

Kendati demikian, peran BUMN sebagai value creator dan agent of development yang dahulunya menjadi tantangan, ternyata bisa dicapai melebihi dari apa yang dibayangkan. Hal ini didukung oleh pemanfaatan Creativity, Innovation, Entrepreneurship, serta Leadership (CI-EL) yang dikemukakan oleh Hermawan Kartajaya selaku Founder dan Chairman MCorp.

“Kemungkinan salah satu arahan dari gebrakan ‘Transformasi Berkelanjutan’ oleh Erick Thohir selaku Menteri BUMN Indonesia adalah untuk mengangkat nama Indonesia keluar. Melalui gebrakan tersebut, Indonesia dapat menjadi catatan yang luar biasa bagi dunia,” tutur Taufik.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS