Tak semua hal yang viral di media sosial baik untuk tubuh. Beberapa tren kesehatan yang terdengar meyakinkan ternyata justru bisa menyesatkan jika tidak dipahami dengan benar.
Dalam sebuah episode podcast Caps Lock, ahli gizi Vanessa Rissetto, mengungkapkan empat tren kesehatan yang sebaiknya tidak diikuti karena berisiko bagi kesehatan. Dilansir dari Eating Well, berikut penjelasannya:
BACA JUGA: 4 Aktivitas Sederhana yang Efektif Membakar Kalori, Tak Terasa Lelah!
Diet Karnivor
Diet karnivor mendorong seseorang untuk hanya mengonsumsi daging, terutama daging merah, dengan klaim mampu menurunkan berat badan dan membentuk otot. Namun, menurut Rissetto, pola makan seperti ini justru tidak seimbang.
Terlalu banyak daging merah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker usus besar. Selain itu, diet karnivor sama sekali tidak menyertakan sayur, buah, dan biji-bijian yang penting untuk mencegah sembelit dan defisiensi nutrisi.
Menghindari Sayuran Nightshade
Sayuran jenis nightshade seperti tomat, terung, kentang, dan paprika sering kali dianggap bisa menyebabkan peradangan, terutama oleh influencer kesehatan. Rissetto menilai asumsi ini tidak tepat, kecuali seseorang memiliki alergi atau intoleransi terhadap jenis sayuran tersebut.
“Faktanya, nightshade justru kaya akan senyawa antiinflamasi, vitamin, dan fitokimia yang baik untuk tubuh. Jadi, tidak ada alasan untuk menghindarinya tanpa alasan medis yang jelas,” jelas Rissetto, dikutip Senin (23/6/2025).
BACA JUGA: Kurang Minum Air Sesuai Takaran Harian? Lakukan Ini saat Malam Tiba
Konsumsi Protein Berlebihan
Tren mengonsumsi protein sebanyak mungkin juga sedang naik daun. Banyak orang percaya bahwa asupan protein harus disesuaikan dengan berat badan dalam satuan pon. Padahal, menurut Rissetto, itu terlalu berlebihan.
Tubuh hanya membutuhkan sekitar 0,8 gram protein per kilogram berat badan per hari. Asupan berlebihan tidak memberikan manfaat tambahan karena tubuh memiliki batas dalam menyerap protein.
“Perlu diingat bahwa selain protein, tubuh juga memerlukan asupan serat, vitamin, dan antioksidan dari buah serta sayuran yang tak boleh diabaikan,” tegas Rissetto.
Minum Elektrolit Setiap Hari
Minuman elektrolit memang bermanfaat saat tubuh kehilangan banyak cairan, seperti setelah olahraga berat atau saat sakit. Namun, untuk aktivitas sehari-hari, air putih saja sudah cukup.
Rissetto menyampaikan bahwa mengikuti kelas olahraga selama 45 menit tidak membuat tubuh memerlukan elektrolit tambahan. Justru, minuman elektrolit di pasaran banyak mengandung gula tambahan yang bisa berdampak buruk jika dikonsumsi berlebihan.
Demikianlah sejumlah tren kesehatan yang sebaiknya dihindari. Jika Anda masih kurang yakin, ada baiknya berkonsultasi dengan ahli terlebih dahulu sebelum melakukan hal-hal menyangkut kesehatan yang viral di media sosial.