4 Tren Liburan yang Sedang Digandrungi Borjuis, Tertarik Coba?

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Meski kondisi ekonomi global tengah dilanda ketidakpastian, para kaum borjuis alias superkaya tak goyah dalam hal urusan plesiran. Sementara masyarakat umum mulai menahan belanja dan menunda liburan, para miliuner justru menggandakan pengeluaran untuk pengalaman berkelas.

Tom Marchant, pendiri perusahaan travel mewah Black Tomato, mengatakan bahwa kliennya kini lebih peduli pada pengalaman emosional dibandingkan sekadar destinasi populer. Mereka tak lagi bertanya “mau ke mana?”, melainkan “saya ingin merasa seperti apa saat liburan nanti?”

Lebih lanjut, Marchant mengungkap sedikitnya ada empat tren liburan yang sedang digandrungi para jetset saat ini. Dilansir dari Business Insider, berikut daftarnya:

BACA JUGA: Pramugari Sarankan untuk Tak Gunakan Selimut Pesawat, Ini Sebabnya

Liburan yang ‘Dibayar’ dengan Usaha

Para pelancong borjuis kini tak lagi berlibur dengan bersantai di resort mewah, melainkan mulai mencari pengalaman yang benar-benar diperjuangkan. Misalnya, tracking berat di pegunungan, menyusuri sungai liar di Papua Nugini, hingga menjelajah gurun Botswana dengan ATV.

Salah satu layanan andalan Black Tomato bernama Get Lost bahkan menawarkan pengalaman ekstrem di mana klien “ditinggalkan” di lokasi terpencil dan harus menemukan jalan kembali ke peradaban hanya dengan perlengkapan yang disediakan. Liburan ini menghabiskan puluhan ribu dolar, namun bagi mereka, sensasinya sepadan.

Mencari Kesunyian

Bagi kalangan elit yang kesehariannya dipenuhi jadwal padat dan komunikasi nonstop, liburan ideal adalah ketika mereka bisa benar-benar tenggelam dalam keheningan. Bukan berarti harus mati gaya tanpa sinyal, tapi mereka ingin merasakan tempat dengan minim gangguan.

Tren ini mendorong munculnya destinasi seperti “quiet parks” atau taman hening, salah satunya di Sungai Zabalo, Ekuador, yang diakui sebagai taman sunyi pertama di dunia. Bahkan, muncul tren “reading week”, di mana para eksekutif top mengambil waktu sepekan hanya untuk membaca buku, merenung, dan menjauh dari notifikasi digital.

BACA JUGA: Hindari Konsumsi 6 Makanan Ini di Pesawat demi Kenyamanan

Menyaksikan Fenomena Alam yang Langka

Liburan ala sultan juga kian berfokus pada momen sekali seumur hidup. Fenomena alam seperti gerhana matahari total, aurora borealis, hingga migrasi satwa liar menjadi agenda penting.

Marchant mencontohkan, perusahaannya pernah membangun perkemahan mewah di Patagonia hanya agar kliennya bisa menyaksikan gerhana dengan cara yang eksklusif. Bagi mereka yang sudah biasa dengan kolam renang infinity dan cuaca cerah ala Los Angeles, melihat langit berubah total atau menyatu dengan alam liar terasa jauh lebih istimewa.

Liburan sebagai Terapi Jiwa

Liburan kini juga dianggap sebagai sarana untuk menyembuhkan dan menemukan arah hidup. Banyak dari kalangan elit yang memanfaatkan perjalanan sebagai waktu untuk mengevaluasi pekerjaan, hubungan, atau kesehatan mental.

Destinasi seperti Blue Zones, wilayah di mana penduduknya dikenal berumur panjang dan hidup sehat, mulai menjadi incaran. Selain itu, tren seperti retret pengembangan diri hingga terapi psychedelic juga makin populer, terutama di kalangan pemimpin bisnis.

Menurut Marchant, para miliuner ini justru semakin merindukan keterputusan dari dunia modern yang serba terhubung. Mereka ingin ke tempat yang belum dijamah banyak orang, di mana mereka bisa merasa menjadi manusia lagi, bukan hanya eksekutif atau pemilik bisnis besar.

Editor: Bernadinus Adi Pramudita

award
SPSAwArDS