5 Film Horor yang Adaptasi Kisah Viral di Medsos, Terbaru Lembayung

profile photo reporter Ratu Monita
RatuMonita
23 September 2024
marketeers article
Lembayung, salah satu film horor yang adaptasi kisah nyata viral di media sosial. (Sumber: IMDB)

Film horor menjadi tayangan yang begitu dinantikan oleh masyarakat Indonesia. Apalagi, sejumlah film horor yang beberapa tahun ini ditayangkan mengangkat dari kisah nyata yang viral di media sosial.

Berawal dari cuitan berupa thread di X, sejumlah film sukses memberikan gambaran visual yang begitu apik dengan alur cerita yang menegangkan. Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini deretan film horor yang diangkat dari kisah nyata viral di media sosial.

1. Vina: Sebelum 7 Hari

Tayang pada tahun 2024, Vina: Sebelum 7 Hari merupakan film yang diadaptasi dari kisah nyata dari perempuan yang bernama Vina asal Cirebon, Jawa Barat. Cerita dari Vina viral lantaran meninggalnya yang begitu tragis yakni ulah geng motor pada tahun 2016 silam.

BACA JUGA Panen Kritik, Vina: Sebelum 7 Dibandingkan dengan 4 Film Ini

Sebelumnya, kematian Vina disebut sebagai akibat dari kecelakaan lalu lintas. Namun, keluarga curiga karena jenazah Vina hancur dan minta penyelidikan lebih lanjut. 

Setelah itu, kasus kematian Vina langsung diusut polisi. Bahkan, sampai saat ini polisi masih mencari keberadaan pelaku tersebut.

Film Vina: Sebelum 7 Hari disutradarai oleh Anggy Umbara yang dibintangi Nayla Purnama, Gisellma Firmansyah, Lydia Kandou, Septian Dwi Cahyo dan masih banyak lagi.

2. KKN di Desa Penari

Berikutnya, ada KKN di Desa Penari yang menjadi film horor terlaris sepanjang masa dengan 10 juta penonton. Cerita film ini diangkat dari kisah nyata yang viral di Twitter yang ditulis oleh akun @SimpleM81378523 pada tahun 2019.

Cerita tersebut mengisahkan tentang kelompok mahasiswa bernama Nur, Widya, Bima, Ayu, Anton dan Wahyu yang mendapat tempat KKN di sebuah kota B. Namun, saat menjalani KKN, kelima mahasiswa itu menemukan kejadian-kejadian janggal.

Cerita ini kemudian diproduksi menjadi sebuah film oleh MD Pictures yang dibintangi Adinda Thomas, Tissa Biani, Achmad Megantara, Aghniny Haque, Fajar Nugra dan masih banyak lagi.

3. Dosen Gaib: Sudah Malam atau Sudah Tahu

Film yang diproduksi oleh Dee Company ini diangkat dari kejadian nyata yang sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu. Cerita viral itu mengisahkan sosok dosen gaib yang meneror sejumlah mahasiswa di salah satu kampus di Indonesia pada tahun 2016 silam.

BACA JUGA Sinopsis Dosen Gaib: Sudah Malam atau Sudah Tahu, Terinspirasi dari Kisah Viral

Kemudian, cerita tersebut digarap menjadi film di bawah arahan sutradara Guntur Soeharjanto. Filmnya menceritakan tentang sebuah teror mencekam yang dialami empat mahasiswa di sebuah kampus saat mengikuti kelas pengganti menuju petang.

4. Lembayung

Film debut Baim Wong sebagai sutradara ini mengangkat cerita dari kisah viral di X yang ditulis oleh akun @saturnrushx atau dikenal sebagai Pica pada tahun 2022.

Utas tersebut mengisahkan tentang dua orang mahasisiwi keperawatan bernama Pica dan Arum yang menjalankan tugas akhir perkuliahan di sebuah klinik. Keduanya semula bisa menjalani tugas dengan baik di unit poli gigi, namun kejadian aneh mulai menghantui mereka di suatu hari.

Teror ini menghampiri Pica dan Arum sesaat setelah mereka kedatangan pasien misterius berambut panjang. Mereka pun berusaha menguak misteri dan rahasia di balik klinik tersebut sebelum salah satu di antara mereka menjadi korban.

BACA JUGA 4 Fakta Menarik Lembayung, Film Horor yang Terinspirasi Kisah Viral di X

5. Dia Bukan Ibu

Terbaru, ada film bertajuk Dia Bukan Ibu yang akan diproduksi oleh MVP Pictures. Film ini diadaptasi dari kisah nyata yang ditulis @jeropoint di X alias Twitter.

Berada di bawah arahan sutradara Randolph Zaini, film ini juga melibatkan Titien Wattimena dalam pembuatan naskah. Dia Bukan Ibu akan dibintangi oleh Aurora Ribero, Ali Fikry, Artika Sari Devi, Khiva Rayanka, Sita Nursanti, Dian Sidik, Fara Shakila dan Husein Al Athas. 

Diketahui, film Dia Bukan Ibu dijadwalkan tayang pada tahun 2025.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS