5 Jurus UX Writing yang Efektif untuk Mempermudah Journey Pengguna

marketeers article
Ilustrasi. (Sumber: 123rf)

UX writing adalah praktik menulis teks antarmuka pengguna yang jelas, ringkas, dan sesuai konteks. Praktik ini bertujuan untuk membantu pengguna memahami fungsi dan navigasi produk digital dengan lebih mudah.

Di tengah arus informasi yang cepat dan padat, teks singkat yang ditulis dengan tepat bisa membuat pengalaman digital jauh lebih lancar. Praktik ini menjadi penentu apakah pengguna akan merasa nyaman atau justru frustrasi saat berinteraksi dengan aplikasi atau situs.

Melansir nngroup, setiap elemen seperti tombol, notifikasi, hingga pesan kesalahan dipengaruhi oleh UX writing. Bahasa yang digunakan harus terasa alami, sesuai konteks, dan membantu pengguna melanjutkan ke langkah selanjutnya.

Berikut lima tips UX writing untuk menciptakan kenyamanan dalam pengalaman digital sehari-hari:

BACA JUGA: Sponsori 3 Klub Liga 1, BTN Bidik 4 Juta Pengguna Aplikasi Bale by BTN

1. Menuntun Pengguna Tanpa Menyuruh

Alih-alih memberi perintah, UX writing menuntun pengguna dengan bahasa yang bersahabat. Instruksi ditulis secara natural, menggunakan kata kerja yang jelas dan menghindari nada mengatur.

Hasilnya, pengguna merasa diarahkan, bukan diperintah.

2. Mengurangi Kecemasan Saat Mengisi Formulir

Formulir digital kerap membuat pengguna ragu, apalagi jika informasi yang diminta bersifat sensitif. Dengan UX writing yang empatik, label, placeholder, dan pesan bantuan bisa ditulis lebih manusiawi. Hal ini membantu pengguna merasa lebih percaya diri saat mengisi data.

3. Membuat Tombol Lebih Bermakna

Tombol yang tidak spesifik seperti “OK” atau “Kirim” bisa terasa membingungkan jika tidak diberi konteks. UX writing memperjelas apa yang akan terjadi setelah tombol diklik dengan mengganti label tombol menjadi lebih spesifik, misalnya “Simpan Data” atau “Lanjutkan Pembayaran”, sehingga pengguna tahu apa yang mereka pilih.

Contohnya, mengganti “Submit” menjadi “Simpan Data” memberikan informasi yang lebih akurat. Ini membantu mengurangi keraguan pengguna.

4. Menyampaikan Kesalahan Tanpa Menyalahkan

Saat terjadi kesalahan, cara penyampaian sangat menentukan emosi pengguna. Daripada menulis “Input salah”, pesan seperti “Silakan gunakan format email yang benar” lebih informatif dan tidak menyalahkan. Praktik ini mengedepankan solusi, bukan sekadar menunjuk masalah.

5. Memberi Rasa Manusia dalam Digital

Teknologi seringkali terasa kaku. UX writing mengubah itu dengan menyisipkan sapaan hangat, ucapan terima kasih, atau humor ringan.

Bahasa yang terasa seperti percakapan menciptakan hubungan emosional dan membuat pengalaman digital terasa lebih dekat dengan manusia.

BACA JUGA: Pengguna Instagram Bisa Atur Ulang Tampilan Grid di Profil

UX writing bukan hanya tentang menulis teks antarmuka, tetapi memahami kebutuhan, konteks, dan perasaan pengguna. Dalam dunia digital yang terus berkembang, kenyamanan tidak selalu datang dari fitur canggih. Sering kali, ia hadir dari pilihan kata yang tepat dan niat untuk mempermudah.

Editor: Dyandramitha Alessandrina

award
SPSAwArDS