5 Tips dari Psikolog untuk Mendukung Study Life Balance pada Anak

marketeers article
Ilustrasi: 123RF

Menjadi orang tua memang bukan tugas yang mudah. Terlebih, ketika harus memahami dan mendampingi tumbuh kembang anak. Termasuk untuk urusan minat belajar anak hingga study life balance.

“Mengapa Study Life Balance penting? Kondisi imbang itu sangat alamiah,” ujar Caesilia Ika W., S.Psi., M.Psi, Psikolog Pendidikan, Konselor Anak dan Remaja saat ditemui pada acara bincang yang digelar oleh Kelas Pintar di Jakarta beberapa waktu lalu.

Pasalnya, keseimbangan telah terjadi di siklus hidup manusia, bahkan sejak di dalam kandungan. “Di sisi lain, keseimbangan ini penting karena memengaruhi masa depan bangsa. Kami melihat, ada langkah yang bisa dilakukan untuk menerjemahkan study life balance,” ujar Fernando Uffie, Founder & CEO Kelas Pintar.

Diskusi Study Life Balance dari Kelas Pintar (Foto: Marketeers/Hafiz)

Lantas bagaimana mewujudkan hal tersebut? Caesilia pun membagikan 5 tips bagi orang tua untuk mendukung study life balance pada anak.

Bangun komunikasi dua arah

Membangun komunikasi dua arah ini ditujukan untuk menciptakan rasa aman, nyaman, dan mengalir.

Di sini, orang tua dituntut untuk memahami apa yang menjadi pikiran, perasaan, dan emosi, serta keinginan anak. Fondasi ini penting untuk meningkatkan kepercayaan diri dan minat belajar anak.

BACA JUGA: Riset: Gaya Hidup Mediterania Bisa Bikin Panjang Umur

“Anak harus merasa aman dulu. Alamiahnya, ketika kita tidak merasa aman, maka otak kita akan melakukan blocking dan cenderung mencari keamanan dengan kabur,” ujar Caesilia.

Latih anak untuk berkompetisi dengan diri sendiri

Melatih anak untuk berkompetisi dengan diri sendiri bisa memantik motivasi mereka. Ajaklah anak untuk lebih menjadi lebih baik dari kemarin.

Selain itu, ajak juga mereka untuk lebih banyak berkolaborasi dan bukan sekadar berkompetisi dengan temannya.

Perkenalkan self management

Untuk menjadi pemimpin, dimulai dari mengatur diri sendiri. Anak pun perlu melakukan ini dan punya kebutuhan.

Untuk itu, orang tua bisa mengajari anak untuk bisa mengatur waktu, mengatur keuangan, mengelola keinginan, hingga mengenal hak dan kewajibannya.

Belajar yang efektif

Belajar itu memiliki tujuan. Kenalkan ke anak untuk mengetahui itu dan mengambil pilihan jalan yang mendekatkan anak ke tujuan tersebut.

Di sini, penting juga bagi orang tua untuk memberikan anak platform untuk berekspresi.

BACA JUGA: Bagaimana Merek Harus Membidik Pasar Anak-anak?

Latih resiliensi

Setelah fondasi keamanan dan kenyamanan telah tercapai, penting bagi orang tua untuk melatih daya tahan anak.

Daya tahan yang dimaksud bisa berupa tahan terhadap godaan bermain, tahan terhadap keinginan sesaat. Tujuannya, anak bisa mengetahui keberhasilan juga kegagalan.

“Daya tahan ini bisa terwujud ketika anak sudah merasa aman dan nyaman dalam belajar. Ciptakanlah mindset bahwa belajar adalah kebutuhan mereka,” imbuh Caesilia.

Menangkap hal tersebut, Kelas Pintar memperkuat diri dengan melakukan beberapa pembaruan di platform mereka. Harapannya, para siswa dapat belajar dengan lebih menyenangkan.

“Kami juga melakukan pendekatan gamifikasi melalui pemberian poin ke para siswa yang dapat ditukarkan dengan berbagai hadiah, seperti kamera, gadget, game console, hingga summer holiday ke Jepang,” tutup Uffie.

Related

award
SPSAwArDS