Enam Sektor Kunci untuk Nation Branding Indonesia

marketeers article
64782017 traditional sheep fighting competition in garut, west java, indonesia

Di dalam sebuah pertemuan, Presiden Joko Widodo pernah mengatakan bahwa nation branding negeri ini masih lemah. Menurut paparannya yang dikutip dari Kompasbrand power Indonesia masih kalah dari negara tetangga.

Indonesia berada di tingkat 5,2%. Sementara, brand power pariwisata di Thailand berada pada tingkat 9,4% dan Singapura di 8,6%. Rata-rata dunia pun di angka 7,7%. Untuk itu presiden menuntut langkah konkret mengenai program nation branding. Sebagai upaya untuk berkontribusi terhadap nation branding Indonesia, Hermawan Kartajaya sebagai pakar pemasaran memberikan pemahaman tentang pentingnya nation branding dan perannya meningkatkan image Indonesia di mata dunia.

“Menurut Anholt-GFK Roper Nation Brand Index, Indonesia yang masih di ranking 40 dari 50 negara perlu di-branding-kan menurut enam kriteria, yakni pariwisata, ekspor (perdagangan), governance, investasi, culture & heritage serta masyarakatnya,” jelas Hermawan pada acara perayaan Hari Pers Nasional 2017 bersama Kementerian Pariwisata beberapa waktu lalu.

Hermawan pun mengingatkan bahwa branding bukan hanya ke eksternal namun harus bisa memotivasi internal stakeholders juga. Nation branding Indonesia yang menggunakan Wonderful Indonesia mempunyai tiga misi utama, yaitu menjadi national brand, umbrella brand, dan humanistic brand yang mencerminkan Indonesia di mata stakeholders-nya.

“Sebab itu, Unity in Diversity sebagai slogan Indonesia harus bisa menjadi positioning dari Wonderful Indonesia dan menonjolkan ciri khas Indonesia dari 5P-nya, yakni product, place, process, people, dan power-player,” tutup Hermawan.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS