88% Konsumen RI Beli Produk dari Rekomendasi Influencer

marketeers article
Ilustrasi influencer marketing (Sumber Gambar: 123RF)

Platform manajemen kemitraan, Impact.com berkolaborasi dengan Cube Asia kembali meluncurkan riset terbaru terkait dengan pengaruh influencer marketing terhadap penjualan. Dalam penelitian bertajuk E-commerce Influencer Marketing in Southeast Asia ditemukan sebanyak 88% konsumen Indonesia membeli produk berdasarkan rekomendasi influencer.

Penelitian ini memperkuat penelitian yang sebelumnya telah dipublikasikan bertajuk The Power of Influence – E-commerce Influencer Marketing in Southeast Asia. Pada penelitian itu, influencer hanya memengaruhi keputusan pembelian sebesar 87%, terutama bagi kalangan Gen Z dan Milenial.

BACA JUGA: Survei Membuktikan 87% Gen Z Membeli karena Rekomendasi Influencer

Antoine Gross, General Manager Asia Tenggara dan India impact.com menjelaskan, survei ini mengupas tentang lanskap e-commerce yang terus berubah di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Sebanyak 400 orang dewasa Indonesia berusia 18 tahun ke atas terlibat dalam penelitian ini.

“Berbeda dengan rata-rata di ASEAN, pengaruh rekomendasi influencer lebih kuat di Indonesia, di mana 88% konsumen membeli produk berdasarkan rekomendasi influencer, dibandingkan dengan 82% di tingkat regional. Influencer memiliki dampak paling besar pada pembelian produk kecantikan sebesar 64% dan fesyen 70%, menegaskan peran penting mereka dalam kedua kategori ini,” kata Antoine melalui keterangan resmi, Senin (7/10/2024).

BACA JUGA: Investasi ke Influencer Marketing Naik 3,5 Kali Lipat Dibanding Iklan Reguler

Laporan ini mengungkap bahwa Indonesia, sebagai pasar e-commerce terbesar di ASEAN, menguasai 42% dari total pasar, jauh melampaui Thailand yang hanya mencapai 16% dan Filipina sebesar 12%. Untuk platformnya, Instagram dan YouTube adalah platform yang paling populer, masing-masing dengan tingkat penggunaan 87%, disusul oleh TikTok di angka 77%.

Selanjutnya, dari sisi jenis influencer-nya, mega influencer, selebritas, dan makro influencer terbukti memiliki pengaruh besar. Tercatat, ketiga jenis influencer ini memengaruhi keputusan pembelian sebesar 70%, 69%, dan 62%.

“Di ASEAN, lanskap e-commerce berkembang dengan cepat, bukan hanya dalam hal pertumbuhan, tetapi juga dalam kebutuhan akan diferensiasi strategis. Saluran periklanan tradisional semakin kehilangan daya tarik karena konsumen kini lebih tertarik pada konten yang autentik dan menarik,” katanya.

Dengan fakta tersebut, kata Antoine, strategi influencer marketing kini bukan lagi sekadar pilihan, melainkan keharusan. Sebab, influencer tidak hanya mendorong konversi produk fisik, tetapi juga di sektor-sektor yang berkembang pesat seperti perjalanan online dan layanan berlangganan.

“Kami menemukan bahwa pengaruh rekomendasi influencer sedang mengubah cara merek berinteraksi dengan audiens mereka. Merek yang tidak beralih ke pemasaran influencer berisiko tertinggal,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS