999 UKM di Blitar Siap Go Online Tiap Tahun

marketeers article

Usaha mikro, kecil, dan menengah terus bertumbuh di Indonesia. Bukan hanya di kota besar seperti DKI Jakarta atau Surabaya, potensi besar juga hadir Blitar. Menangkap euforia masyarakat di sana untuk berwirausaha, Pemerintah Kabupaten Blitar punya program besar. Bertajuk Gerakan 999 UKM Go Online, Pemkab Blitar menargetkan 999 UKM di sana agar bisa go online setiap tahunnya.

Menurut Wakil Bupati Blitar Marhaenis Urib Widodo, di Blitar ada sekitar 255.622 UKM. “Dari total UKM yang ada di Blitar, 219.221 di antaranya adalah usaha mikro,” jelas Marhaenis saat membuka Kampung Wirausaha Online di Desa Gogolatar, Blitar beberapa waktu lalu.

Marhaenis pun melihat jumlah ini harus dikembangkan. Selain itu, kapasitas diri dan keterampilan warga Blitar soal bisnis online, khususnya di marketplace pun harus dikembangkan. Pemkab Blitar pun berkolaborasi dengan Bukalapak dalam hal ini dan mendukung pembukaan Kampung Wirausaha Online di sana. Program Kampung Wirausaha Online ini sendiri merupakan program yang diinisiasi oleh Bukalapak bersama komunitas mereka di Blitar.

“Diharapkan, Kampung Wirausaha Online ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Marhaenis.

Marhaenis melihat perkembangan teknologi di era industry 4.0 kini, mengkonversikan aktivitas kita ke ranah digital. Di sini, kaum milenial lah yang cepat melakukan adaptasi dan mendorong generasi sebelumnya untuk adaptif. Pemkab Blitar pun cukup bersyukur transformasi ini telah masuk ke Blitar dan pemerataannya berjalan mulus.

“Peran kaum milenial di sini memaksa kami yang para orang tua untuk mengikuti tren digital ini. Kami pun mendapat laporan bahwa UKM di Blitar tidak ketinggalan untuk memanfaatkan teknologi digital,” imbuh Marhaenis.

Diharapkan, kanal penjualan online, seperti Bukalapak dapat meningkatkan omzet usaha Dan membuka akses pasar yang lebih luas untuk UKM di sana. Bukalapak pun melihat semangat besar yang ditunjukkan para UKM di Blitar akan teknologi digital. Bahkan, tidak sedikit UKM yang rela pergi ke desa lain untuk belajar soal e-commerce. Salah satunya ke Kampung Wirausaha Online yang terletak di Desa Gogolatar.

“Di Bukalapak sendiri, UKM di Blitar yang tergabung dalam komunitas kami adalah komunitas teraktif Dan memegang omzet terbesar di wilayah Jawa Timur dalam Liga UKM Bukalapak,” ujar Muhammad Fikri, Head of Community Management Bukalapak.

Penetrasi UKM yang go online pun sudah cukup baik. Menurut data Bukalapak, UKM di Blitar yang sudah berjualan online di Bukalapak sudah mencapai 40 ribu dan 100 di antaranya tergabung dalam komunitas Bukalapak Blitar. Sebab itu, Blitar dan komunitas pelapak di sana yang dipilih untuk bekerjasama membangun Kampung Wirausaha Online. Sentra para UKM untuk belajar online ini pun nantinya akan menjadi prototipe untuk dikembangkan ke daerah lainnya.

Ekosistem ini pun diperkuat dengan budaya dan pergaulan antarUKM di sana. Tidak sedikit dari UKM yang sudah go online lebih dulu untuk mengajak dan memicu UKM lainnya untuk go online dan meningkatkan omzet penjualan.

“Seperti di komunitas Bukalapak Blitar, kami sering mem-bully pelapak yang omzetnya kecil. Setelah dibully habis-habisan kami beri pelatihan dan arahan. Saya adalah salah satu korban bully yang pada akhirnya bersyukur bisa maju,” ujar Edi Suryo I., salah satu pelapak Bukalapak yang merintis usaha sebagai dropshipper peralatan rumah tangga secara online hingga membukukan omzet puluhan juta tiap bulannya.

Tidak hanya mem-bully, di antara mereka banyak juga yang membawa rekan, sodara atau tetangga di sekitar yang mengalami kesulitan ekonomi untuk memulai usaha. Seperti Edi, bergabung sejak awal 2017, ia telah mengajak sekitar lima rekannya untuk berdagang online. “Alhamdulillah, kini saya sudah mulai kebagian peran untuk ngebully dan membantu rekan-rekan lainnya,” tutup Edi.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS