Kpop Demon Hunters berhasil menduduki Top 10 Movies English Netflix di 80 negara, termasuk Indonesia, sejak dirilis pada 20 Juni 2025. Bukan tanpa alasan, film animasi ini menjadi populer berkat alurnya yang tak biasa dengan memadukan dunia K-Pop dan elemen mitologi Korea.
Popularitas yang demikian lantas membuat banyak penggemar bertanya-tanya, akankah Kpop Demon Hunters berlanjut ke film sekuel? Sang sutradara, Maggie Kang, tak menutup kemungkinan soal kelanjutan cerita ini.
“Kami sudah sempat memikirkan beberapa ide tambahan selama proses pembuatan film ini. Jadi, ada banyak celah yang masih bisa kami gali,” ujarnya dalam sebuah wawancara bersama Screen Rant, dikutip Rabu (25/6/2025).
BACA JUGA: Sinopsis Dangerous Animals, Bertahan Hidup dari Pembunuh dan Hiu
Kang bahkan menyebut masih ada pertanyaan yang menggantung dari Kpop Demon Hunters. Di antaranya menyangkut nasib grup Saja Boys yang ternyata adalah iblis, serta hubungan Rumi dan Jinu yang makin rumit karena latar belakang mereka.
“Selalu ada cerita sampingan dan pertanyaan-pertanyaan yang belum sepenuhnya terjawab,” imbuhnya.
Sayangnya, Kang tak mengungkap bocoran lebih lanjut mengenai cerita yang akan diangkat jika film sekuel benar-benar diproduksi. Pihak Netflix pun masih belum memberikan konfirmasinya terkait kelanjutan Kpop Demon Hunters.
BACA JUGA: 3 Hal Menarik dari Marry My Husband Versi Jepang, Bukan Remake Biasa!
Mengulik Kpop Demon Hunters Lebih Dalam
Seperti dijelaskan sebelumnya, KPop Demon Hunters sendiri menonjol berkat konsep unik yang menyatukan elemen konser K-Pop dengan tradisi perdukunan Korea. Kang menjelaskan bahwa inspirasi cerita datang dari perempuan dukun Korea.
Para dukun itu, jelas Kang, dahulu selalu menyanyi dan menari untuk melindungi desa mereka. Ide tersebut lantas diangkat menjadi cerita fiksi, di mana konser idol disamakan dengan ritual melawan roh jahat.
“Shamanisme ada di banyak budaya. Namun, di Korea sendiri, para dukun itu perempuan dan mereka seperti penyanyi konser pertama di masa lalu. Itu ide yang kuat dan menarik untuk dijadikan fondasi cerita,” ungkap Maggie.
Di sisi lain, sutradara Chris Appelhans menyoroti betapa rumitnya menyatukan elemen pengisi suara dan penyanyi dalam satu karakter animasi. Ia mengaku butuh waktu bertahun-tahun untuk menemukan kombinasi yang tepat agar karakter di film terasa benar-benar hidup.
“Kami ingin penonton merasa bahwa saat karakter berbicara, bernyanyi, atau tampil di atas panggung, itu tetap terasa seperti orang yang sama, bukan suara yang berbeda,” kata Chris.
Editor: Bernadinus Adi Pramudita