Akibat Corona, 93% Korporasi Ubah Strategi TI

marketeers article
114854200 server racks in server room cloud data center. datacenter hardware cluster. 3d render. backup, hosting, mainframe, farm and computer rack with storage information. 3d rendering. 3d illustration

Pandemi Covid-19 yang membawa perubahan mendasar dalam iklim bisnis global karena memaksa korporasi untuk berpikir ulang terkait strategi transformasi digital. Sebanyak 93% korporasi menyatakan telah mengubah prioritas TI (Teknologi Informasi).

Dalam riset “Business Continuity, Flexible Working and Adaptive Infrastructure: Five Actions for When the Economy Reopens Following COVID-19” oleh Telstra, disebutkan banyak korporasi di wilayah Asia Pasifik, Eropa, dan AS sedang memperbarui strategi TI secara menyeluruh, dengan prioritas utama terkait proses kerja jarak jauh. Termasuk berbagai inisiatif untuk memastikan karyawan dapat terhubung dengan aman saat mengakses aplikasi dan data.

“Bisnis di Asia Tenggara dan Australia-Selandia Baru memiliki persiapan yang lebih baik untuk menghadapi pandemi dibandingkan wilayah lain, dimana mereka melihat tantangan COVID-19 sebagai katalis utama dalam  strategi TI,” kata Marjet Andriesse, Managing Director Telstra Asia Pasifik.

Ia menambahkan pandemi telah menunjukkan bagaimana bisnis memerlukan teknologi adaptif dan alat kolaborasi yang aman untuk menjamin konektivitas, terutama dalam menghadapi kondisi bisnis yang sulit dan pasar yang terus bergejolak.

Riset tersebut mengungkapkan bahwa hampir satu dari sepuluh perusahaan tidak memiliki business continuity plan (BCP) pra-COVID-19. Sementara korporasi yang memiliki BCP, hampir sepertiga (29%) tidak memiliki rencana untuk menanggapi peristiwa global yang tidak terduga seperti pandemi.

Di Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru (SEA dan ANZ), hanya 22% korporasi yang mengaku memiliki BCP serta menunjukkan kesiapan untuk menghadapi peristiwa besar, termasuk pandemi.

Hasil penelitian juga menunjukkan perlunya bisnis untuk tidak hanya secara signifikan memperluas ruang lingkup BCP, tetapi mengidentifikasi strategi baru untuk mengendalikan risiko yang dapat timbul.

Solusi konferensi video dan pusat kontak berbasis cloud menjadi beberapa teknologi paling transformatif bagi perusahaan. Sebanyak 98% responden melaporkan adanya peningkatan kebutuhan akan konferensi video untuk menggantikan pertemuan tatap muka pasca pemulihan COVID-19.

“Sangat menarik melihat tanggapan yang sangat positif untuk konferensi video. Meskipun teknologinya selalu tersedia, terjadi perubahan persepsi dari era sebelum dan sesudah COVID-19,” ujar Dustin Kehoe, Direktur Layanan GlobalData.

Dia juga memaparkan bahwa jaringan akan memainkan peran yang lebih penting dalam menghubungkan pekerja secara remote. Menurut hasil survei, delapan dari sepuluh bisnis memiliki sejumlah persentase karyawan yang tidak dapat bekerja karena tantangan TI. Karena itu, salah satu prioritas utama TI saat ini adalah mendukung produktifitas tenaga kerja secara remote.

Related

award
SPSAwArDS