APAR yang Efektif untuk Kebakaran EV Masih Belum Ditemukan

marketeers article
Ilustrasi kebakaran kendaraan. (FOTO:123RF)

Penyebab terjadinya kebakaran dikategorikan oleh National Fire Protection Association (NFPA) dalam lima kategori. Kategori ini menjadi acuan dalam penentuan alat pemadam api ringan (APAR) dalam kendaraan.

Joko Kusnantoro, PLt Kasubdit Uji Tipe Kendaraan Bermotor, Kementerian Perhubungan RI mengatakan, kebakaran dalam kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) merupakan kebakaran dalam kategori D.

Kebakaran kategori ini merupakan kabakaran yang melibatkan logam, seperti magnesium, aluminium, natrium, kalium dan beragam jenis logam lainya.

Dalam EV, baterai merupakan salah satu komponen yang bisa terbakar. Api dari baterai pun masuk dalam kategori D mengingat baterai merupakan komponen yang sarat akan kandungan logam.

Oleh karena itu, EV memerlukan APAR khusus agar kebakaran yang melibatkan baterai bisa dipadamkan dengan optimal.

“Hingga saat ini, Kemenhub masih melakukan kajian terkait APAR yang paling pas dalam EV. Mengingat, air pun tidak bisa memadamkan api dalam baterai yang terbakar,” kata Joko Kusnantoro dalam diskusi Forum Wartawan Otomotif (FORWOT) di GIIAS 2023.

Keberadaan APAR yang pas untuk EV tentu jadi hal yang sangat krusial. Terutama dalam mobil listrik atau bus listrik yang dibekali dengan komponen baterai dalam volume yang sangat besar.

BACA JUGA:  Lolos PoC, FUSO Pastikan eCanter Mulai Dijual di Indonesia pada 2024

Investigator Senior Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan menegaskan, saat ini memang belum ditemukan formula apa yang pas untuk dijadikan material dalam APAR untuk EV.

Sebab itu, Kemenhub dan KNKT masih terus melakukan kajian terkati APAR yang paling optimal. “Sejauh ini cara yang telah ditemukan hanya mampu meredam besaran api di baterai saja. Jika untuk memadamkan apinya, harus menunggu hingga kandungan logam dalam baterai sudah terbakar semuanya,” kata Ahmad Wildan.

Oleh karena itu, ia berharap seluruh stakeholder termasuk para produsen EV terus melakukan inovasi untuk bisa menghadirkan APAR yang efektif.

Selain melakukan kajian terkait APAR, Kemenhub dan KNKT juga fokus untuk memperhatikan beragam cara untuk menekan terjadinya kebakaran dalam EV.

Selain itu, Kemenhub dan KNKT pun fokus untuk memperhatikan hal teknis untuk bisa meredam api dari baterai tidak meluas saat terjadi kebakaran.

BACA JUGA:  Mercedes-Benz Luncurkan Mobil Listrik 7-Seater Pertama di Indonesia

Ludiatmo, Chief Commercial Officer PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (Vector) mengatakan, beragam hal terkait keselamatan EV juga telah dilakukan oleh Vector yang memasarkan bus listrik BYD untuk TransJakarta.

“Bus yang kami pasarkan telah melalui pengujian baterai, baik uji kebakaran dan uji tabrak untuk membuktikan baterai tersebut tidak mudah terbakar. Jika memang terjadi kebakaran, bus itu juga dibekali dengan pemadam api otomatis,” kata Ludiatmo.

Menurutnya, pemadam otomatis itu bekerja dengan mengandalkan sensor suhu. Artinya, jika suhu baterai naik signifikan, maka sistem pemadam secara otomatis akan melakukan pemadaman api menggunakan powder.

Meski mungkin sistem itu tak mampu memadamkan api hingga sempurna, tapi sistem ini mampu meredam agar api tidak menjalar lebih luas sehingga para penumpang punya kesempatan untuk dievakuasi.

“Produk kami telah digunakan dalam mendukung operasional TransJakarta selama satu setengah tahun. Hingga saat ini tak ada kendala berarti dari 52 unit yang dioperasikan tersebut,” ujarnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS