Aset Digital NFT Makin Populer, Seperti Apa Proyeksi Tahun 2022?

marketeers article
three-dimensional silver coin with the inscription nft on a black background. crypto art concept. 3d render illustration

Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) memperkirakan penjualan aset digital Non-Fungible Tokens (NFT) pada tahun 2022 bakal meningkat secara signifikan. Pasalnya, sepanjang tahun 2021, aset digital NFT sedang populer dan menjadi sorotan publik dengan masuk dalam daftar pencarian terbanyak melampaui aset kripto pada Google Trends.

Adapun pengertian NFT sendiri merupakan barang digital yang tak tergantikan. Ini bisa berupa gambar, karya seni, koleksi, cuplikan video, album musik, item dalam game, dan lainnya. NFT dicetak di blockchain, mirip dengan cryptocurrency. Oleh karena itu, mereka merupakan produk yang unik dan langka sehingga sulit untuk dipalsukan.

Hingga sekarang, investor digital memanfaatkan aset digital NFT demi menghasilkan uang dalam jumlah besar dengan jangka waktu singkat. Sebuah NFT tunggal dapat dibeli dan dijual beberapa kali. Tetapi, pembeli harus membayar biaya royalti kepada pemilik atau pencipta asli dengan setiap penjualan. Biaya royalti biasanya sekitar 10%.

Ketua Umum Aspakrindo Teguh Kurniawan Harmanda mengatakan, popularitas industri NFT meningkat di saat pasar aset kripto alami penurunan volume transaksi selama beberapa minggu terakhir. Dia meramalkan minat masyarakat pada NFT akan meningkat secara eksponensial.

“Tren NFT semakin meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini karena minat masyarakat untuk memperdagangkan aset dan karya seni digital melalu NFT semakin tinggi, seiring dengan pengetahuan mereka soal manfaatnya dan peluang pada pertumbuhan ekonomi kreatif dan digital,” kata pria yang akrab disapa Manda melalui keterangan resminya, Senin (3/1/2022).

Menurutnya, peningkatan tren penjualan aset NFT diperkuat dengan data dari DappRadar yang menunjukkan pada kuartal III 2021, penjualannya mencapai US$ 10,7 miliar atau berkisar Rp 152 triliun di seluruh dunia. Angka ini naik tajam dari US$ 1,3 miliar atau Rp 18,5 triliun pada kuartal II dan kuartal I sebesar US$ 1,2 miliar atau Rp 17 triliun.

Manda menyebut, dengan potensi dan perkembangan yang begitu pesat, investasi virtual akan berkembang dan menjelma menjadi bisnis raksasa. Bahkan, NFT telah mendarat di setiap sektor yang memiliki potensi, tak terkecuali di Metaverse dan platform investasi digital lainnya.

“Di Indonesia, aset digital NFT masih tergolong baru. Belum ada data lengkap mengenai tren pertumbuhannya. Meski begitu, bila dilihat di pasar, makin banyak marketplace NFT yang bermunculan, seperti TokoMall by Tokocrypto,” pungkasnya.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS