AstraZeneca Resmikan Kantor Pusat Ramah Lingkungan di Jakarta

marketeers article
Peresmian Kantor Ramah Lingkungan AstraZeneca Indonesia (Foto: AstraZeneca)

AstraZeneca, perusahaan obat yang beroperasi di bidang kesehatan dan keberlanjutan, meresmikan kantor pusat ramah lingkungan di Jakarta.

Upaya ini dilakukan oleh perusahaan sebagai langkah untuk mengurangi jejak karbon, sebagaimana yang ditargetkan pemerintah dalam Keputusan Presiden No. 98 Tahun 2021.

“Peresmian kantor baru ini menandai salah satu langkah mengurangi jejak karbon sebagai wujud dari komitmen kami untuk mendukung pemerintah mencapai target pengurangan 41% dalam emisi karbon pada tahun 2030,” ujar President Director AstraZeneca Indonesia, Se Whan Chon, dikutip dari keterangan resminya, Sabtu (9/9/2023).

Pengembangan kantor pusat AstraZance mengadopsi sumber daya ramah lingkungan, seperti penggunaan perabot ergonomis yang terbuat dari jaring ikan dan plastik dari laut yang didaur ulang.

Juga penggunaan jendela berlapis ganda untuk mengurangi konsumsi listrik dan pengisian daya stasiun kerja terintegrasi untuk efisiensi listrik. 

Bahkan, sumber daya yang dimaksud juga mencakup stasiun pengisian kendaraan listrik (EV) dan segera memiliki stasiun tukar baterai sepeda guna mendukung transisi ke armada yang sepenuhnya listrik dalam waktu dekat.

Fitur-fitur ini selaras dengan tujuan keberlanjutan utama AstraZeneca yang mencerminkan dedikasi perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan. 

Bukan tanpa alasan, laporan Climate Transparency menyoroti kenyataan yang menyedihkan, di mana sektor bangunan menduduki peringkat keempat sebagai penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar.

Green Building Council Indonesia (GBCI) memperkuat keprihatinan ini dengan temuan bahwa struktur bangunan bertanggung jawab atas 30% dari total emisi karbon dioksida. 

GBCI juga melaporkan bahwa struktur bangunan turut mengonsumsi 17% pasokan air bersih, 25% kayu, 30%-40% energi, hingga 100% sumber daya penting lainnya.

Head of Corporate Affairs AstraZeneca Indonesia Hoerry Satrio, pun menyebut AstraZeneca menyelaraskan misi keberlanjutan dengan aspirasi pemerintah untuk mengurangi emisi dan restorasi lingkungan, sesuai dengan Kesepakatan Paris. 

“Di AstraZeneca, keberlanjutan bukan hanya kata yang populer tetapi tertanam dalam kebijakan dan cara kerja kami. Selain Kantor Pusat Jakarta berwawasan lingkungan ini, kami juga memiliki MoU penanaman 20 juta pohon melalui program unggulan kami -AZ Forest- dengan pemerintah,” jelas Hoerry.

Di samping itu, AstraZaneca juga mengambil beberapa langkah untuk mengurangi emisi GHG, seperti budaya kerja hibrida yang memprioritaskan digitalisasi, menerapkan pembatasan penerbangan dengan kompensasi karbon, dan mengembangkan program berorientasi pasien untuk pemuda dan masyarakat yang sehat. 

Dengan inisiatif-inisiatif rintisan ini, AstraZeneca Indonesia mengambil posisi sebagai bukan hanya pemimpin di bidang kesehatan tetapi juga di bidang keberlanjutan. Hal ini sekaligus menjadikannya sebagai pelopor dalam pelestarian lingkungan dan tindakan iklim. 

Sementara itu, Deputi Kepala Misi Kedutaan Besar Swedia untuk Indonesia Gustav Dahlin, menekankan pentingnya kemitraan hijau antara kedua negara ini.

“Kami sangat senang menyaksikan tonggak ini saat AstraZeneca Indonesia membuka kantor hijau baru mereka, sebuah bukti dari komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan sambil memimpin kolaborasi multi-pihak untuk mengatasi tantangan lingkungan bersama-sama,” katanya.

Tak berhenti di situ, Direktur Negara Perdagangan dari Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste Sophie Freeland-Hayness, mengatakan kontribusi AstraZeneca mencerminkan komitmen yang kuat terhadap kesejahteraan lingkungan, masyarakat, dan generasi masa depan kita. 

“Hari ini, kami merayakan lebih dari sekadar pembukaan kantor baru. Kami merayakan visi bersama untuk Indonesia yang lebih sehat, lebih hijau, dan lebih berkelanjutan. Kami merayakan kemitraan antara pemerintah dan industri yang merupakan contoh semangat kerja sama dan kolaborasi yang diperlukan untuk mengatasi tantangan mendesak zaman kita,” tutupnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS