ATSI: Mencari Model Bisnis Terbaik

marketeers article

Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) berpandangan tahun 2016 merupakan tahun perubahan dalam industri telekomunikasi. Hal ini ditandai dengan layanan digital services dan mobile broadband yang semakin mendominasi penggunaan layanan telekomunikasi. Agar industri telekomunikasi tetap bertumbuh dan berkembang dengan sehat, maka banyak regulasi-regulasi baru atau revisi-revisi atas regulasi sebelumnya yang perlu ditetapkan.

“Adanya perubahan-perubahan ini pula menyebabkan conflict of interest dari masing-masing anggota sangat mewarnai aspirasi para anggota. Hal ini menjadi bagian yang menantang untuk menjaga independensi ATSI,” kata Merza Fachys, Ketua ATSI yang juga Presiden Director Smartfren.

Merza menambahkan, kompetisi industri telekomunikasi makin sengit dikarenakan perubahan-perubahan yang akan terus terjadi di waktu mendatang. Ia melihat akan ada perubahan paradigma, seperti bisnis model yang tepat bagi operator telekomunikasi.

“Kami sudah lama berbisnis model dengan menjual layanan suara maupun data. Padahal, kalau hanya hidup dari itu, operator telekomunikasi tidak akan bertahan. Jadi, harus mencari pola baru dari model bisnis dan revenue model yang membuat hidup lebih sehat,” kata Merza.

Sayangnya, perkembangan industri ini ternyata menumbuhkan pemain-pemain baru di luar penyelenggara telekomunikasi yang tertuju pada digital economy. Digital economy ini hidupnya bergantung pada jaringan yang penyelenggara telekomunikasi sediakan. “Sampai saat ini, kami masih proses dalam mencari model bisnis. Pemain besar seperti Telkomsel, Indosat pun sedang mencari model. Semoga tahun 2017 sudah menemukan model yang terbaik,” tandas Merza.

Artikel ini selengkapnya bisa dibaca di
Majalah Marketeers Edisi Des 2016- Jan 207

Related

award
SPSAwArDS