Bahasa Mesin Bakal Menjadi Masa Depan Komunikasi?

marketeers article
20127800 the mechanical arm and modern phone

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terus berkembang. Bahkan, pada titik tertentu perubahannya begitu cepat dan membuat orang-orang saat ini cukup kewalahan mengikutinya. Salah satu perubahan yang terjadi adalah pola relasi dan cara orang berkomunikasi saat ini.

Media sosial, misalnya, mengubah cara berkomunikasi antarorang. Bahkan, mengubah cara berkomunikasi dan membangun engagement antara merek dengan pelanggannya. Hal ini disampaikan oleh Anthony Liem, CEO Merah Cipta Media Group, dalam konferensi pers “Social Media Week 2017: Language and the Machine: the Future of Communication” di Jakarta, Selasa (6/6/2017).

“Ada beberapa rupa cara berkomunikasi orang saat ini, yakni dengan menggunakan hashtag, emoji, GIF, maupun meme. Orang tidak lagi menggunakan bahasa tulis yang panjang-panjang, tapi cukup dengan gambar, emotikon, dan sebagainya,” ujar Anthony.

Selain itu, Anthony memaparkan, ada empat tren kunci untuk memahami perubahan pola komunikasi masyarakat kontemporer. Pertama, tren video. Saat ini, sambung Anthony, video menjadi pilihan favorit orang untuk berkomunikasi. Dari data yang ada, saat ini ada lima miliar views video setiap harinya di YouTube, 100 juta views video di platform Facebook, 10 miliar di Snapchat, dan 150 juta views di Instagram setiap harinya.

“Ada temuan yang mengatakan, konsumen lebih berpotensi dua kali lipat untuk membeli produk berkat promosi atau kampanye melalui video,” kata Anthony.

Tren kedua, terjadinya evolusi messaging. Menurutnya, saat ini, platform messaging semakin multifungsi. Orang tidak hanya menggunakan platform itu untuk saling berkomunikasi atau berbagi pesan, tetapi juga bisa berjualan, transaksi, dan sebagainya. Makin marak platform messaging yang melengkapi dengan fitur e-commerce, e-wallet, dan sebagainya.

Tren ketiga, munculnya voice interaction. Anthony menyebut, saat ini, meski di Indonesia tidak begitu populer, orang-orang mulai berkomunikasi dengan platform suara. Mereka berbincang-bincang dengan gawai yang memiliki aplikasi suara untuk berkomunikasi atau mendapatkan apa yang mereka butuhkan. Platform ini sudah dimulai lama sejak kehadiran fitur OK Google di Android maupun Siri di iOS. Bahkan, Amazon belum lama merilis gawai khusus bernama Amazon Echo. Menurut data, Anthony menyebut, 20% pengguna Google menggunakan OK Google, 70% pengguna Apple memanfaatkan Siri, dan penjualan Amazon Echo naik 120% pada tahun 2016. Tak mau kalah dengan Amazon, Apple pun merilis perangkat bernama Home Pod.

Tren keempat, tren penggunaan Chat Bots untuk komunikasi. Anthonya mengatakan, beberapa merek mulai memanfaatkan Bots untuk berkomunikasi dengan pelanggan, khususnya dengan urusan customer service.

“Sudah ada merek di Indonesia yang menggunakan chat bots untuk customer service. Awalnya, dimulai oleh para startup yang berinovasi pada teknologi chatting untuk jualan. Ngomongnya tidak dengan orang, tapi dengan robot. Salah satu merek besar yang baru saja menggunakan chat bots adalah BCA dengan Vira pada Februari yang lalu,” kata Anthony.

Asal tahu saja,  Vira merupakan Virtual Assistant Chat Banking BCA yang dapat diakses melalui beberapa aplikasi chat, seperti Facebook Messenger, LINE, dan Kaskus Chat.

Dalam  konteks perubahan pola komunikasi tersebut, Social Media Week Jakarta akan kembali digelar pada 11-15 September 2017 di The Hall, Senayan City. Ajang ini akan dilakukan bebarengan di tiga kota besar di negara lainnya, yakni Sao Paulo, London, dan Miami.  Penasaran? Jangan lewatkan event tersebut.

Related

award
SPSAwArDS