Bank Raya Dorong Literasi Keuangan Masyarakat lewat Program Inspiraya

marketeers article
Acara Inspiraya. Sumber: Bank Raya.

PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) terus memperkuat komitmennya dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat melalui berbagai inisiatif edukatif. Salah satunya diwujudkan lewat program Inspiraya yang mengusung tema “Dari Gaji ke Investasi, Perencanaan Keuangan untuk Bebas Anxiety.”

Program ini mengajak generasi muda untuk lebih cermat dalam mengelola pendapatan dan mulai berinvestasi sejak usia produktif. Inspiraya merupakan program literasi keuangan mingguan yang diselenggarakan secara langsung di akun Instagram resmi Bank Raya.

Program ini bertujuan memberikan edukasi praktis mengenai pengelolaan keuangan dengan memanfaatkan layanan perbankan digital.

BACA JUGA: Bank Raya Bakal Buyback Saham Senilai Rp 20 Miliar

Sejumlah pembicara hadir dalam sesi tersebut, antara lain M. Farhad, VP Digital & Product Bank Raya, Chory Agung dari BRI Danareksa Sekuritas, Olivia Louise sebagai financial educator, dan Prita Ghozie, CEO ZAP Finance. Ajeng Putri Hapsari, Corporate Secretary Bank Raya menyampaikan Inspiraya menjadi bagian dari upaya perusahaan dalam mempercepat inklusi keuangan di Indonesia.

“Program Inspiraya by Bank Raya berkomitmen untuk mendorong percepatan inklusi keuangan dengan berkolaborasi bersama berbagai pihak. Dukungan BRI Danareksa Sekuritas semakin memperkaya konten karena tidak hanya membahas pengelolaan keuangan secara digital, tetapi juga strategi investasi yang sesuai dengan profil risiko nasabah,” kata Ajeng dalam siaran pers kepada Marketeers, Senin (23/6/2025).

BACA JUGA: PINTU Dorong Literasi Lewat Goes to Campus ke Universitas Bakrie

Prita Ghozie, CEO ZAP Finance, menjelaskan pengelolaan keuangan dapat dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu living, saving, dan playing. Ia menyarankan alokasi 50% untuk kebutuhan hidup, 30% untuk tabungan, dan 20% untuk hiburan.

“Persentase ini mencerminkan kebiasaan finansial yang sehat dan membantu memudahkan pengelolaan keuangan secara keseluruhan,” ujar Prita.

Sementara itu, Olivia Louise, Financial Educator menekankan pentingnya pemahaman terhadap risiko dalam investasi.

“Setiap instrumen investasi memiliki potensi risiko pasar, sehingga penting bagi investor pemula untuk memahami karakteristik instrumen dan menyesuaikannya dengan profil risiko masing-masing,” ujarnya.

Hal ini senada dengan pernyataan Chory Agung, perwakilan dari BRI Danareksa Sekuritas, yang memaparkan tiga instrumen investasi populer saat ini, yaitu saham, reksa dana, dan obligasi.

“Jenis pembelian saham dibedakan menjadi dua, yaitu trading dan investing. Investing membutuhkan analisis teknikal dan fundamental untuk menilai kinerja jangka panjang perusahaan, sedangkan trading lebih fokus pada pergerakan harga jangka pendek untuk memperoleh keuntungan cepat,” ucapnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

award
SPSAwArDS