Bedanya Smart City di Jakarta dan Bandung

marketeers article
52189867 smart city concept. technology communication, internet computer, urban mobile digital, vector illustration

Bagi Rama Raditya, CEO dan Founder Qlue, makna smart city adalah memadukan tiga komponen yakni infrastruktur, teknologi, dan masyarakat. Menurutnya ketiga elemen ini harus ada untuk bisa membawa arah sebuah kota menuju yang lebih positif.

“Kalau sekadar pakai wifi dan situs belum tentu smart city. Melalui smart city kota tumbuh positif melalui teknologi antara people, government, dan enterprise,” tambah Rama.

Membicarakan smart city ada dua kota yang menjadi perbandingan oleh Rama, yakni Jakarta dan Bandung. Menurutnya meskipun kedua menjadi salah satu acuan dalam penerapan smart city di Indonesia, implementasi keduanya amat berbeda. Hal yang membedakan Jakarta dan Bandung adalah kontrol masyarakat dalam smart city.

“Pak Ahok maunya warga yang mengontrol dan melakukan aduan, ketika ada laporan lalu ditindaklanjuti. Kalau layanannya jelek, warga bisa kasih review, masyarakat yang mengontrol segalanya. Sementara di Bandung semuanya serba CCTV, tidak ada kontrol masyarakat, yang mengontrol adalah Ridwan Kamil,” jelas Rama.

Meskipun begitu, Rama mengapresiasi tren smart city yang sedang melanda kota-kota di Indonesia. Rama menyebutkan bahwa Denpasar, Manado, dan Makassar berpotensi menjadi smart city yang dapat jadi acuan bagi kota-kota lainnya.

Bicara Jakarta yang sesaat lagi akan mengadakan pemilihan gubernur, Rama berharap siapa pun gubernur yang terpilih program Jakarta Smart City akan terus berjalan.

“Investasi Jakarta Smart City itu besar sekali. Kalau tidak dijalanin lagi nanti pasti ditanyain. Apa yang bagus pasti tetap dijalani,” pungkas Rama.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS