Belanja Iklan TV Tumbuh 4,55% hingga 2028, Ini Perkiraan Trennya

marketeers article
Ilustrasi periklanan. Sumber gambar: 123rf.

Industri periklanan menjadi bisnis kreatif yang berkembang dengan cepat bersama segala dinamikanya. Setiap tahun konten-konten iklan terus berubah mengikuti teknologi dan kebiasaan atau gaya hidup masyarakat

Magnite, perusahaan periklanan sell-side global buka-bukaan terkait dengan tren periklanan pada tahun 2024. Perusahaan menilai ada banyak perubahan yang terjadi di industri periklanan tahun depan.

BACA JUGA: 4 Tips Mengurangi Biaya Periklanan untuk Maksimalkan Penjualan

Gavin Buxton, Managing Director Asia Magnite menuturkan belanja iklan TV di Indonesia akan tumbuh rata-rata sebesar 4,5%  per tahun (compounded annual growth rate/CAGR) selama lima tahun ke depan hingga tahun 2028. Adapun pangsa pasarnya sebesar 40%, atau meningkat dari tahun ini yang tercatat sebesar 35%.

“Industri periklanan sudah mengalami banyak perubahan dalam beberapa tahun terakhir dengan kehadiran teknologi-teknologi baru dan meningkatnya waktu yang dihabiskan konsumen di dunia maya. Kami menemukan bahwa 88% dari pengguna di Indonesia, atau sekitar 197 juta orang, kini menggunakan open internet, dan terlibat dalam beragam aktivitas seperti streaming video, game, musik, serta membaca berita digital setidaknya dua kali dalam seminggu,”kata Gavin kepada Marketeers, Kamis (21/12/2023).

BACA JUGA: Periklanan di Game: Menggali Lahan Baru

Menurutnya, salah satu perkembangan signifikan lainnya adalah pesatnya popularitas streaming TV secara global yang akan terus berlanjut seiring dengan meningkatnya popularitas layanan streaming yang diselingi iklan. Di Indonesia, layanan streaming yang diselingi iklan terus berkembang menjadi komponen penting dalam industri pertelevisian.

Gavin menyebut iklan pada layanan streaming (advertising video on demand/AVOD) diperkirakan tumbuh lebih cepat lagi, yaitu sebesar 16% per tahun (CAGR) selama lima tahun ke depan. Dengan begitu, layanan streaming menemukan momentum pertumbuhannya pada periode ini.

“Studi yang kami lakukan menemukan sebanyak 69% dari penonton TV di Indonesia menyaksikan tayangan streaming yang diselingi iklan dan menghabiskan rata-rata dua jam sehari untuk menonton konten. Selain itu, penonton TV di Indonesia juga lebih terbuka terhadap iklan pada platform streaming dengan 77% penonton lebih memilih untuk menyaksikan konten gratis atau berbiaya rendah dengan iklan dibandingkan membayar lebih mahal untuk tayangan tanpa iklan dengan persentase 23%,” ujarnya.

Kendati demikian, Gavin menyebut di tengah perkembangan industri media saat ini terdapat tantangan yang cukup besar untuk menarik perhatian konsumen melalui channel dan perangkat. Sebab, dewasa ini masyarakat digempur dengan jutaan konten dari berbagai channel sedangkan perhatian mereka cukup terbatas.

“Untuk menjangkau penonton yang diinginkan di seluruh rangkaian aktivitas mereka pada berbagai perangkat dan media, di mana pun mereka mengonsumsi konten, diperlukan pendekatan omnichannel. Penonton tertarik pada layanan streaming karena tayangannya yang berkualitas tinggi, serta mampu menghadirkan beragam konten yang baru dan eksklusif,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS