Benarkah Terlalu Dini Membahas Konsolidasi Startup di 2018?

marketeers article
45564413 chiangmai,thailand april 19, 2015: photo of ipad device with a google search app running

Tahun 2017 ini, kompetisi startup Indonesia berjalan panas. Hal ini disebabkan oleh banyaknya investor asing yang menggelontorkan dana hingga triliunan rupiah. Bila sebelumnya banyak investor berasal dari Amerika Serikat dan Jepang, kali ini investor asal China yang sedang gemar-gemarnya memberikan pendanaan pada startup Indonesia. Sebut saja, Go-Jek dan Tokopedia tahun ini mendapatkan dana triliunan rupiah untuk ekspansi bisnisnya.

Tahun depan, banyak yang menyebutkan bahwa startup di Indonesia akan memasuki tahapan konsolidasi. Hal ini melihat fakta bahwa mulai banyak startup kecil berguguran, dan startup dalam skala menengah kesulitan mendapatkan pendanaan lanjutan. Sementara pemain-pemain besar dengan kekuatan dana yang tidak berseri bisa saja mengakuisisi para startup tersebut untuk semakin mempermulus jalan mereka.

Sayangnya, hal ini dibantah oeh Anis Uzzaman selaku General Partner & CEO Fenox Venture Capital. Baginya tahun depan tidak akan ada konsolidasi para pelaku startup di Indonesia. “Masih terlalu awal untuk membicarakan konsolidasi di startup Indonesia. Pasar Indonesia jauh lebih besar dari apa yang kita pikirkan,” ujarnya dalam ajang AdAsia di Nusa Dua, Kamis (9/11/2017).

Anis menilai bahwa tahun 2018 nanti masih akan banyak terjadi kompetisi. Tidak hanya dari sisi pelaku startup tapi juga para investor yang bersedia untuk menanamkan modalnya di Indonesia. “Kami di Fenox merupakan bagian dari ekosistem ini di Indonesia, kami juga bertanggung jawab membawa startup indonesia menjadi unicorn,” tambah Anis.

Anis juga mencontohkan bahwa tiap startup memiliki keunikannya masing-masing, sehingga tidak bisa disamakan kapasitas mereka dengan startup yang lain. Ia mencontohkan salah satu startup yang didanani oleh Fenox, Hijup, sebagai salah satu startup yang memiliki keunikan khusus. Awalnya Hijup hanya menjual barang-barang fesyen untuk wanita muslim, namun kini mereka memperluas kategori produknya sehingga bisa dikonsumsi oleh semua kalangan.

“Apakah saya mau Hijup dibeli oleh tokopedia, tentu tidak karena Hijup punya keunikannnya tersendiri, mereka juga memiliki konsumen yang loyal. Dengan hal-hal seperti ini Hijup bisa bertahan,” pungkas Anis.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related

award
SPSAwArDS