Beragam Alasan Millenial Susah Membeli Rumah

marketeers article
42429877 white sofa and brown cushions in living room

Mempunyai rumah atau apartemen merupakan impian bagi semua kalangan. Salah satunya adalah kalangan Gen Y atau millenial. Namun, kemampuan millenial dalam membeli properti memunculkan keraguan.

Menurut Ignatius Untung selaku Country Manager Rumah123, kalangan millenial Generasi Y, harus ikhlas mengalah untuk sampai ke pinggir-pinggir Jakarta untuk bisa mendapatkan properti idaman. Pasalnya lahan yang tersedia semakin terbatas. Properti di tengah kota harganya pun semakin melangit.

Saat ini banyak yang menyebutkan bahwa kalangan Generasi Y lebih cenderung memilih apartemen ketimbang rumah biasa. Namun bagi Untung, hal itu bukan karena mereka suka. Tapi lebih ke permasalahan kemampuan mereka memang di sana. “Apartemen di daerah Jakarta masih ada yang dibawah Rp 1 miliar, kalau rumah ya sudah gak ada,” lanjutnya

Ia merujuk pada satu riset bahwa rata-rata gaji pekerja di Jakarta berada pada angka Rp 4,8 juta. Untuk bisa mencicil rumah memang tergolong sulit. Ia menilai untuk bisa menyisihkan sekitar Rp 1,6 juta untuk cicilan rumah pun, properti yang memungkinkan adalah rumah dengan kisaran angka Rp 300 juta. Yang mana lokasinya sudah berada di kawasan pinggir Jakarta.

Untung juga menyebutkan meskipun kemampuannya kurang, namun secara standar hidup kalangan millenial memiliki standar yang tinggi. Ketika mereka sudah siap menabung untuk cicilan rumah, akan hadir distraksi-distraksi dalam bentuk liburan, gadget, hingga tiket konser.

“Uangnya kepakai dan akhirnya gak jadi beli rumah. Dan mereka masih cari pembenaran, misal masa hidup gak boleh dinikmatin atau zaman sekarang gak penting kepemilikan, mending jalan-jalan dapat inspirasi. Padahal itu semua cuman pembenaran saja untuk mereka,” pungkas Untung.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related

award
SPSAwArDS