Beruang Paddington Pikat Hati Peritel Indonesia

marketeers article
Beruang asal Peru yang bermukim di Inggris, Paddington, mulai mendapat sorotan dunia setelah film perdananya diputar di layar lebar pada akhir November lalu. Sang beruang pun mendadak menjadi daya tarik para pemilik merek yang ingin memanfaatkan popularitasnya dalam meningkatkan marketing sales di musim liburan ini. Siapa saja mereka?
 
Jauh sebelum film produksi Studio Canal dibuat, merek Paddington sebenarnya telah lama masuk ke Tanah Air melalui berbagai macam pernak-pernik merchandise. Dibawa oleh RM Brands selaku agen lisensi karakter Paddington, banyak merek di Indonesia yang menggunakan karakter beruang ini sebagai daya tarik produknya.
 
Salah satunya, Carrefour (PT Trans Retail Indonesia) yang sejak 2011 lalu telah memasarkan berbagai perabot rumah tangga, seperti gelas, piring, dan sendok, bergambar karakter Paddington. Kali ini, ritel milik Chairul Tanjung itu juga memasarkan produk merchandise eksklusif Paddington, yang tidak hanya alat makan dan minum, tetapi juga meliputi pakaian, alat tulis, perlengkapan sekolah, bantal, dan boneka.
 
“TransMart Carrefour selalu melihat tren ke depan. Kami melihat cerita Paddington mengandung banyak unsur edukasi. Dulu, untuk mendapatkan boneka ini, konsumen harus melakukan pengumpulan stamp sejumlah tertentu. Namun kini, mereka bisa langsung membelinya di toko kami. Kami juga memudahkan akses konsumen untuk tak perlu lagi pergi ke luar negeri hanya untuk membeli merchandise resmi Paddington,” ungkap satria Hamid, Head of Public Affairs PT Trans Retail Indonesia kepada Marketeers.
 
Satria melanjutkan, berbagai merchandise Paddington dapat ditemui di 60 toko Carrefour skala premium di Indonesia, seperti di Lebak Bulus, Kota Kasablanka, Transmart Carrefour Super Center Tangerang, dan X Mall Kali Malang. Harganya pun bervariasi tergantung jenis produk. Untuk boneka ukuran besar, harganya berkisar Rp 400.000, sedangkan ukuran yang lebih kecil sebesar Rp 300.000. 
 
Satria menambahkan, meski karakter ini berasal dari luar negeri, akan tetapi seluruh material dan proses pembuatan merchandise Paddington ini dibuat di Indonesia. Bagi Staria, ini merupakan satu langkah yang baik mengingat boneka impor dari Tiongkok dan Jepang tengah menyerbu Indonesia. 
 
“Artinya, Indonesia ternyata bisa membuat boneka dengan kualitas yang sangat baik. RM Brands sekalu prinsipel Paddington telah menunjuk supplier dalam negeri dan melakukan verifikasi bahwa produk yang dibuat tidak mengandung bahan-bahan berbahaya bagi anak kecil,” papar Satria.
 
Rina The, Senior Manager Marketing RM Brands menjelaskan bahwa Carrefour telah membeli seluruh kategori lisensi yang ada dari karakter Paddington. RM Brands, kata Rina, hanya mengambil keuntungan sekitar 10-15% dari total penjualan produk Paddington yang dijual Carrefour. “Konsinyasi pada dasarnya tergantung dari jenis karakternya. Rata-rata kerja sama berjalan sekitar satu tahun. Namun, ada juga yang sudah berjalan selama dua puluh tahun, di antaranya Toko Buku Gramedia untuk yang membeli lisensi karakter Popeye,” tandasnya,
 
Selain Paddington dan Popeye, RM Brands juga membawahi lisensi beragai karakter asal Eropa, Asia, dan Amerika, antara lain Snoopy, Charlie Brown, Betty Boop, Peter Rabbit, Fido Dido, Rilakkuma, dan sebagainya. Rina bilang, awal tahun ini RM Brands sepakat menjalin kerja sama dengan beberapa pengelola mal lewat karakter Rilakkuma, sang beruang santai. “Ada mal yang akan mempergunakan salah satu lisensi kamu untuk aktivasi mereka. Rilakkuma tengah naik daun saat ini. Selain itu, ada juga Snoopy yang pada pertengahan November 2015 nanti akan hadir versi film layar lebarnya,” paparnya.
 
Ditemui di lokasi yang sama, Budi Salim, Direktur PT Sumber Makmur, perusahaan yang mengelola ritel Snoppy House, mengatakan telah menjalin kerja sama dengan RM Brands untuk karakter Snoopy sejak dua puluh tahun lalu. Hingga saat ini, ritel pakaian anak-anak itu telah memiliki 30 gerai yang berlokasi di mal-mal besar Jakarta, khususnya di department store. Ia mengatakan telah menyiapkan strategi promosi unik dalam menyambut film pertama Snoopy di layar bioskop pada musim liburan tahun ini.
 
“Dengan semakin banyaknya ritel asing seperti Zara dan H&M yang memiliki lini pakaian untuk anak-anak, kami harus meremajakan konsep gerai agar tidak terlihat terlalu anak-anak, meskipun mengusung karakter Snoopy. Gerai harus terlihat lebih appealing bagi orang tua mereka pula,” katanya.

Related

award
SPSAwArDS