BNI Ungkap Tiga Kunci Utama bagi UKM Tembus Pasar Global

marketeers article
Senior Vice President Smart City & Ecosystem BNI J Donny Bima Herjuno. (FOTO: Tangkapan Layar/ Marketeers Hangout 2022)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI terus mendorong pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk naik kelas dengan mengembangkan bisnisnya. Produk UKM bahkan bisa dipasarkan ke luar negeri (go global) setelah proses bisnis dari hulu hingga hilir dimaksimalkan secara baik.

Senior Vice President Smart City & Ecosystem BNI J Donny Bima Herjuno menuturkan ada tiga kunci utama agar produk UKM menembus pasar global. Pertama, aspek produk yang berkaitan dengan kualitas, kapasitas produksi, lisensi serta sertifikasi.

Dia menilai kualitas produk menjadi hal yang cukup menantang bagi UKM saat memasarkan produk di pasar luar negeri. Pasalnya, negara tujuan ekspor tidak akan melakukan pembelian lebih lanjut jika produk yang ditawarkan minim kualitas.

“Kualitas produk luar negeri untuk diterima sangat ketat. Tapi bukan tidak mungkin karena bisa dilakukan inkubasi khusus,” kata Donny dalam Marketeers Hangout 2022: Ajang Kumpul UKM se-Indonesia bertema Belajar, Berkarya, dan Bertumbuh yang dihelat melalui Zoom, Rabu (10/8/2022).

Selanjutnya, kapasitas produksi. Donny mengakui saat produk sudah diterima pasar luar negeri, UKM dihadapkan dengan pemenuhan permintaan. Oleh karena itu, pemenuhan permintaan wajib dioptimalkan dengan memastikan kapasitas produksi bisa menjawab demand di pasar luar negeri. 

“Kunci sukses (lainnya) adalah kapasitas produksi yang bisa memenuhi permintaan para global buyer secara sustain. Hal ini yang kita harapkan UKM sudah siapkan kapasitas produksi,” ujarnya.

Di sisi lain, lisensi dan sertifikasi menjadi tantangan yang tak kalah penting untuk menembus pasar global. Dia mencontohkan, untuk produk makanan, UKM membutuhkan sertifikat HACCP. Sertifikat itu menjadi jaminan keamanan pangan melalui sistem yang dirancang secara sistematis dan terintegrasi. 

Kedua, aspek finansial. Donny mengakui UKM membutuhkan akses permodalan hingga skema pembayaran ekspor untuk menembus pasar global. Dia menilai tanpa modal yang kuat, bisnis UKM sulit untuk berkelanjutan.

“UKM juga harus paham pembayaran ekspor. Jangan sampai barang sudah dikirim tapi UKM tak menerima pembayaran,” ucapnya.

Ketiga, akses pasar. Dia mengakui informasi untuk pasar ekspor sudah banyak ditemui di berbagai saluran, salah satunya media sosial (medsos). Namun, diakui tak semua pelaku usaha memahami media sosial sehingga penting bagi UKM untuk melakukan transformasi digital.

“Setelah memiliki informasi pasar, yang paling diperlukan network potential buyer. Ini juga challenging sebenarnya. Banyak sekali buyer di luar negeri tapi untuk dapat akses ke sana sangat challenging,” tuturnya.

Dari ketiga hal krusial tersebut, dia menjelaskan BNI memiliki program khusus yang membantu UKM untuk menembus pasar global. Program itu dinamakan XPORA, yang merupakan akronim dari ekspor dan diaspora.

Donny mengungkap XPORA merupakan wujud komitmen BNI untuk mendukung pencapaian UKM agar segera naik kelas. XPORA adalah one stop shopping solution bagi para UKM di Indonesia untuk mengembangkan bisnisnya di pasar global.

“XPORA membentuk ekosistem UKM untuk ekspor dan ekosistem diaspora sebagai global buyer. (XPORA) membangun satu digital value chain di mana digital value chain diharapkan membantu transformasi digital dari pelaku UKM maupun diaspora dalam satu ekosistem,” katanya.

Related

award
SPSAwArDS