Bolehkah Memberikan Susu Formula pada Bayi? Begini Kata Ahli Gizi

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Tak sedikit ibu muda yang memberikan susu formula pada bayi mereka. Hal itu sejatinya sah-sah saja dilakukan selagi takarannya sesuai dengan rekomendasi dokter.

Namun perlu diingat bahwa produk ini tidak bisa menggantikan air susu ibu (ASI). Hal tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Dosen Prodi Gizi Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Aulia Putri Srie Wardani, dalam laman unesa.ac.id

Ia menegaskan bahwa susu formula hanya berperan sebagai alternatif manakala ASI tidak mencukupi atau tidak bisa diberikan.

“Susu formula bukan pengganti ASI, melainkan hanya sebagai tambahan jika diperlukan. Ini karena ASI memiliki nutrisi unik yang tidak bisa tergantikan oleh susu formula” katanya, dikutip pada Selasa (10/9/2024).

BACA JUGA: Mengenal Kolostrum, ASI Berwarna Kuning yang Justru Kaya Nutrisi

Aulia juga mengungkapkan adanya kesalahpahaman di masyarakat yang menganggap susu formula dapat membuat bayi lebih cepat tumbuh tinggi dibandingkan ASI. Menurutnya, hal ini lebih dipengaruhi oleh pola pemberian susu, bukan dari kandungan nutrisinya.

“Banyak ibu muda yang memberikan ASI dalam jumlah yang kurang karena merasa itu sudah cukup. Padahal, seiring pertumbuhan bayi, jumlah ASI yang diberikan harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhannya,” ujar Aulia.

Susu formula memang bisa memenuhi kebutuhan gizi bayi, namun ASI tetap lebih unggul dalam mendukung perkembangannya secara keseluruhan. Ini karena ASI memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh susu formula, sebagaimana disampaikan sebelumnya.

BACA JUGA: Bukan Dampak Vaksin COVID-19, Begini Penularan Mpox Menurut Ahli

Keunggulan ASI Menurut Ahli Gizi

Aulia menjelaskan bahwa ASI mengandung antibodi yang membantu melindungi bayi dari berbagai penyakit. Terdapat pula enzim dan hormon, yang mampu mendukung proses pencernaan dan penyerapan nutrisi dengan lebih baik. 

Selain itu, komposisi ASI dapat berubah dan menyesuaikan dengan kebutuhan spesifik bayi, sesuatu yang tidak bisa diberikan oleh susu formula. Menyusui juga mampu mempererat ikatan emosional antara ibu dan bayi, yang merupakan aspek penting dalam perkembangan bayi. 

Aulia lantas menyoroti pentingnya dukungan keluarga agar ibu bisa memberikan ASI dengan optimal. Pemantauan rutin oleh tenaga medis juga diperlukan untuk memastikan bahwa bayi mendapatkan cukup ASI.

“Dukungan keluarga, baik secara moril maupun materil, sangat berperan dalam keberhasilan pemberian ASI. Edukasi dan konseling tentang manfaat ASI serta teknik menyusui juga perlu diberikan, terutama bagi ibu yang baru pertama kali melahirkan,” ucapnya.

“Tidak kalah penting adalah menjaga kesehatan fisik dan mental ibu. Pola makan yang sehat dan istirahat yang cukup sangat diperlukan untuk mendukung produksi ASI yang optimal,” tutur Aulia.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS