Bukan Smart City, Banyuwangi Butuh Smart Kampung

marketeers article

Terletak di ujung paling Timur pulau Jawa, Kabupaten Banyuwangi mulai tampil sebagai daerah dengan pertumbuhan ekonomi mengagumkan. Pertumbuhan ekonomi Pulau Merah ini melejit berkat semua sektor perekonomian daerah bergerak bersama-sama. Mulai dari pertanian, perikanan, UMKM, sektor barang dan jasa, hingga pariwisata.

Tak heran, Banyuwangi berhasil menyabet predikat sebagai daerah dengan pertumbuhan ekonomi terbaik di ajang Government Award 2016 lalu. Nama Banyuwangi pun mulai dilirik dunia internasional. Salah satunya, kota seluas 5.782,5 kilometer ini terpilih sebagai lokasi syuting dari reality show Amazing Race Asia, Oktober tahun ini.

Kendati demikian, Banyuwangi punya Pekerjaan Rumah yang cukup menantang dalam menciptakan tata kelola daerah berbasis smart city (kota cerdas). Alih-alih membuat smart city, Pemkab Banyuwangi memilih menyebutnya sebagai Smart Kampung. Pasalnya, masalah yang dihadapi Banyuwangi berbeda dengan masalah kabupaten/kota lain di Indonesia.

Misalnya, kondisi geografis Banyuwangi yang luas, membuat jarak berkendara menjadi teramat jauh. Hal ini bakal menyusahkan masyarakat ketika ingin mengurus administrasi. Sehingga, masalah itu perlu disederhanakan melalui pemanfaatan teknologi.

Maka itu, Pemkab Banyuwangi telah membuat banyak program yang diawali kata smart antara lain Smart Economy, Smart Mobility, Smart People, Smart Environment, Smart Living, Smart Governance, dan Smart Farming.

Smart Kampung pada dasarnya memanfaatkan jaringan internet dan intranet dalam pengembangan desa dan masyarakatnya,” tutur Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat memberikan kata sambutan di acara The NextDev 2016 di Aula STIKOM PGRI Kampus Banyuwangi, Kamis, (28/7/2016).

Anas mencontohkan, di bidang ekonomi, pihaknya mengedukasi masyarakat untuk menggunakan internet sebagai saluran distribusi produk perdagangan. Bahkan, demi meningkatkan ekonomi masyarakat, Pemkab Banyuwangi telah melakukan moratorium bagi pendirian ritel modern dan mal. Langkah ini diambil untuk melindungi eksistensi pasar tradisional.

Bidang pertanian juga tak luput dari inovasi. Untuk meningkatkan produksi buah naga misalnya, dipakailah teknologi penerangan lampu lima watt terus menerus.

Anas melanjutkan, dari total 74.000 desa seIndonesia, Banyuwangi memiliki 70 desa yang menjadi pilot project dari Smart Kampung. Satu program sederhana bupati muda ini adalah menyulap grup WhatsApp (WA) sebagai platform pengaduan masyarakat.

“Jadi semua keluhan yang diterima dari media sosial diteruskan melalui CS (customer service_red) untuk dibahas dan ditangani dan dilaporkan melalui WA Group,” ujarnya di depan tiga ratusan siswa- mahasiswa yang hadir saat itu, membuat seisi aula begitu padat hingga ke luar ruangan.

Potensi Smart City

Telkomsel menyadari betul bahwa Banyuwangi memiliki potensi kuat sebagai smart city. Terlebih, kepala daerahnya, yakni Azwar Anas, dinilai sangat pro teknologi dan optimistis membangun kotanya.

Hal itulah yang memberikan alasan kuat bagi Telkomsel untuk menggelar roadshow The NextDev 2016 di kabupaten berpenduduk 1,6 juta jiwa ini. Tujuannya adalah untuk menjaring aplikasi smart city yang layak untuk Banyuwangi.

Steve Saerang, Corporate Reputation Management Telkomsel menjelaskan bahwa The #NextDev2016 ditujukan untuk mencari aplikasi yang mampu memberikan solusi riil, bukan angan-angan. “Karenanya, penting untuk berkolaborasi kepada banyak orang dalam membuat aplikasi solutif itu,” ungkapnya.

Ia menerangkan, The NextDev 2016 memiliki tiga peran utama dalam membangun ekosistem digital di Indonesia, yaitu Smart Innovation, Smart Community, dan Smart Solution. Artinya, aplikasi yang dibuat itu adalah sebuah inovasi baru yang memecahkan masalah daerahnya serta berdampak luas bagi komunitas sekitar.

“Selain kami memilih tiga aplikasi terbaik yang menjadi pemenang utama, ada dua penghargaan lagi untuk Best Rural dan Best UKM App,” katanya berharap ada wakil Banyuwangi yang dapat meraih satu dari dua penghargaan itu.

Gelaran roadshow The NextDev 2016 di Banyuwangi ini turut dihadiri oleh GM Youth & Community Telkomsel Jawa Bali Riki Agus S, serta Ketua STIKOM PGRI Banyuwangi Chairul Anam.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS