Cara Kalkulator CASIO Masuk ke Dunia Pendidikan Indonesia

marketeers article
Strategy SHARP

Produk CASIO sudah tidak asing bagi konsumen Indonesia. Untuk memperkuat eksistensinya, perusahaan teknologi asal Jepang ini kembali mengembangkan inovasi dan teknologi pada produknya. CASIO pun bermisi untuk dapat berkontribusi di dalam kehidupan masyarakat, salah satunya di bidang pendidikan. Sebagai salah satu penyedia tools pendidikan, CASIO memahami bagaimana kualitas pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kemajuan suatu bangsa.

Dari sini, CASIO pun membuat program CASIO for Education. Program ini didedikasikan untuk mendukung pembangunan generasi muda Indonesia agar memiliki kompetensi tinggi dan mampu bersaing.

“Wujud komitmen di atas, kami ingin membantu proses belajar dengan menyediakan perangkat pendukung, yaitu kalkulator. Di sini kami ingin menciptakan proses belajar yang menyenangkan sehingga para pelajar dapat melakukan eksplorasi lebih soal matematika,” jelas Yasuhiro Ito, GM of Consumer Product CASIO Jepang pada acara Media Gathering di AppleBee’s Restaurant Plaza Senayan Jakarta, Selasa (4/10/2016)

CASIO pun menciptakan produk buah hasil kerja sama mereka dengan para pengajar dan ahli pendidikan di Indonesia, yaitu CASIO FX-991 ID Plus. “Kami kerap melakukan personalisasi produk setiap negaranya. Kini kami punya varian sektiar 52 model kustomisasi per negara, termasuk Indonesia,” jelas Hirokazu Satoh, Chief Representative CASIO Singapore Pte, Ltd Jakarta Representative Office.

Bagi mereka, Asia Tenggara menjadi pasar penting, termasuk Indonesia. Negeri ini adalah negara dengan peluang pasar yang besar bagi CASIO. Dalam memasarkan kalkulator, CASIO masuk melalui komunitas guru di kalangan SMP, SMA dan SMK.

“Misi kami adalah memperkenalkan alat belajar matematika mewajibkan penggunaannya. Kami telah membagikan kalkulator ini ke berbagai sekolah dan diterima positif. Ke depan, kami akan menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk mengembangkan inovasi selanjutnya,” tutup Satoh.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS