Cara Menentukan Harga Produk yang Pantas dan Sesuai Kantong Konsumen

marketeers article
Ilustrasi cara menentukan harga produk. (FOTO: 123rf)

Cara menentukan harga produk yang pantas dan sesuai dengan kantong pelanggan tentu saja harus dilakukan oleh seorang pengusaha. Namun, masih banyak pengusaha yang bingung dalam menentukan harga. Dilemanya, jika terlalu mahal, penawaran bisa tidak laku, kalau terlalu murah, bisa kehilangan potensi pendapatan.

Apalagi kalau memasuki pasar baru atau mau memasarkan produk baru, tidak ada acuan yang bisa digunakan dalam penentuan harga. Lantas, bagaimana caranya?

Biaya Produksi + Keuntungan

Cara yang paling kuno adalah memperkirakan dulu biaya produksi dan atau mendapatkan produk, lalu menetapkan keuntungan yang mau didapat. Hasil penjumlahan inilah yang menjadi acuan harga produk. Akan tetapi kekurangannya, tidak tahu apakah harga tersebut sudah pantas atau belum.

Penentuan harga ini pun hanya berdasarkan pertimbangan pribadi, tanpa memperhatikan pertimbangan-pertimbangan lainnya.

Membandingkan dengan Kompetitor

Cara kedua yang mudah dilakukan adalah membandingkan produk sendiri dengan pesaing, lalu membandingkan harganya. Bila produk lebih unggul dibanding pesaing, harganya lebih mahal. Bila mirip, harga tidak berbeda jauh. Bila ada kekurangan, mau tidak mau harga lebih murah.

BACA JUGA: IIMS 2023 Siap Digelar, Segini Harga Tiketnya

Tanyakan Preferensi Konsumen

Kemudian, cara lainnya bisa menanyakan kepada konsumen. Pasalnya, konsumen adalah pihak yang paling cocok menentukan harga yang pantas atas suatu produk. Toh, konsumen juga yang akhirnya menjadi calon pembeli produk tersebut. Caranya cukup dengan tes kecil-kecilan.

Misalnya, bisa dengan memberikan sampel gratis kepada beberapa pelanggan yang dirasa mewakili target pasar. Setelah pelanggan mengonsumsi, Anda bisa tanyakan berapa harga yang cocok untuk produk seperti ini. Tentu dari cara-cara yang telah disebutkan tadi harus disesuaikan dengan situasi yang dihadapi.

Mengutip isi buku “9 Jurus Jitu Pemasaran UKM WOW!”, dijelaskan bila sudah berpengalaman pada usaha yang ditekuni, cara pertama bisa dilakukan. Bila terlanjur banyak produk yang mirip, cara kedua yang lebih cocok. Jika Anda berhasil menciptakan produk jenis baru, cara ketiga yang lebih cocok. Namun, harga di sini sebenarnya tidak hanya berkaitan dengan nilai uang yang dikeluarkan pelanggan untuk mendapatkan produk.

BACA JUGA: Strategi di Balik “Perang Harga” BBM non-Subsidi, BP-AKR Vs Vivo Vs Pertamina Vs Shell

Banyak pengusaha yang tidak menyadari fakta ini. Selain nilai uang, Anda juga perlu memperhitungkan apa saja yang dikorbankan untuk mendapatkan produk. Mulai dari waktu yang dikorbankan, jarak tempuh, upaya, sampai berbagai pengorbanan lainnya. Begitu juga manfaat yang diterima.

Bukan hanya secara fungsi, tapi juga aspek emosional. Semakin bagus dampak emosional yang ditimbulkan, semakin tinggi nilai produk. Pasalnya, ada produk-produk bermerek yang sebenarnya memiliki kualitas yang tidak berbeda jauh di pasaran, tapi karena punya reputasi tinggi, harganya pun mahal.

Jadi kesimpulannya, semakin unik dan tepat guna suatu produk, apalagi didukung dengan reputasi yang tinggi, bisa jadi harganya pun cukup tinggi. Bila memang produk itu benar-benar dibutuhkan, jangan takut menetapkan harga yang relatif tinggi. Tentu saja asalkan masih sesuai dengan daya beli target konsumen.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS