Cara Pos Indonesia Tingkat Daerah Tetap Unggul

marketeers article

Industri jasa pengantaran barang masih memiliki prospek bagus di era sekarang. Meskipun teknologi digital makin berkembang, tetapi layanan fisik pemgantaran barang ini masih laku dan akan terus dibutuhkan. Termasuk ketika dunia e-commerce makin berkembang, jasa pengantaran barang masih diperlukan. Inilah yang membuat PT Pos Indonesia, khususnya di Regional VI Daerah Istimewa Yogyakarta, optimistis untuk terus menggarap pasar. 

Pada tahun 2014, Pos Indonesia Regional VI memiliki pertumbuhan sebesar 23%. Sedangkan secara nasional, Pos Indonesia hanya menguasai 14% dari pangsa pasar logistik nasional. Hal tersebut menjadi ironi bagi Pos Indonesia. Bagja Ardi Mustawan, Kepala Regional VI Pos Indonesia, menyatakan seharusnya Pos Indonesia yang notabene merupakan perusahaan milik pemerintah bisa lebih besar dalam penguasaan pasar logistik.

“Pos Indonesia ini merupakan perusahaan pelat merah yang seharusnya bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Itu kenapa Pos Indonesia harus berdaulat di wilayahnya sendiri. Kata-kata berdaulat kurang lebih mengandung arti memiliki, menguasai dan mengendalikan, khususnya yang akan diterapkan di Regional VI Jateng dan DIY ini,” ungkap Bagja saat ditemui Marketeers beberapa hari yang lalu di Semarang.

Bagja menambahkan, untuk mencapai kedaulatan di wilayahnya sendiri, Pos Indonesia Regional VI harus mempersiapkan strategi yang matang. Dengan aset dan potensi yang kini dimiliki, semua harus bisa dimaksimalkan dan terinitegrasi dengan baik. Pastinya, itu berangkat dari kesamaan misi dan pandangan mengenai bisnis yang dihadapi oleh sumber daya manusia yang ada di dalam tubuh Pos Indonesia.

“Karena sejatinya perubahan adalah di manusianya. Prubahan di sini adalah mengubah cara pandang karyawan Pos Indonesia Regional VI dalam menyikapi bisnis yang dihadapi. Bisa dikatakan kami dalam proses untuk revolusi mental,” kata Bagja. Bagja juga mengatakan strategi yang akan dijalankan ini meliputi mata rantai proses kinerja Pos Indonesia Regional VI. Proses tersebut dimulai dari Service Excellence. Dengan menghadirkan pelayanan yang prima,  Pos Indonesia Regional VI mampu meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan.

Namun, hal yang paling penting selanjutnya dari perubahan mata rantai proses kinerja tersebut adalah menghadirkan operation excellence. Alasannya, Pos Indonesia merupakan perusahaan yang menjual jasa dan layanan. Sebab itu, kunci utama penggerak keberhasilan adalah operasional perusahaan yang efektif dan efisien.

“Mulai dari manajemen transportasi, perawatan armada seperti truk, sepeda motor juga sopir, petugas pengantar itu harus punya cara pandang terhadap bisnis yang sama. Kemudian, manajemen pengelolaan dari kantor pos, mail processing center di bandara-bandara, di pelabuhan-pelabuhan bahkan sampai kantor pos di pelosok desa harus dalam kerangka pikir yang sama untuk mewujudkan operation excellence,” tambah Bagja.

Bagja juga menekankan akan pentingnya mengenal karakteristik suatu daerah. Kepala cabang wilayah regional VI dituntut bisa menemukan kearifan lokal dan karakteristik dari daerah tersebut. Tujuannya, strategi yang disusun bisa tepat sasaran dan bermanfaat. Harapannya, dengan strategi perubahan mata rantai kinerja ini, Pos Indonesia Regional bisa berdaulat di wilayahnya sendiri dan mampu bersaing di pasar logistik yang kian besar ini. “Kalau Garuda Indonesia merupakan Flight Carrier Indonesia, maka mimpi kami adalah Pos Indonesia bisa menjadi Logistic Carrier bagi industri logistik di Indonesia,” pungkas Bagja.

Related

award
SPSAwArDS