Cara Warung Pintar Group Memerdekakan Bisnis Warung

marketeers article

Nasionalisme kerap diartikan sebagai rasa cinta kepada negara. Namun menurut Agung Bezharie Hadinegoro selaku CEO Warung Pintar Group, nasionalisme ialah semangat seorang bangsa untuk bisa memberikan manfaat dan kontribusi yang berkelanjutan kepada negara dan generasi penerus didalamnya. Ia mengambil contoh dari semangat nasionalisme leluhur terdahulu yang telah berjuang dan berhasil membawa kemerdekaan Indonesia yang bisa dinikmati oleh generasi saat ini.

“Nilai-nilai nasionalisme dalam Pancasila sama halnya dengan visi misi dan value yang kerap digunakan untuk menyelesaikan sebuah masalah dalam organisasi. Dengan menerapkan landasan nilai-nilai nasionalisme, seluruh masyarakat Indonesia mampu mengintegrasikan pikiran untuk mencapai tujuan yang sama,” ungkap Agung pada program MarketeersTV yang bertajuk Merdeka Insight, Selasa (03/08/2021).

Dalam mewujudkan nasionalisme, Warung Pintar ingin selalu memberikan kontribusi bagi masyarakat Indonesia melalui salah satu tonggak ekonomi yakni warung. Hal ini dicerminkan Warung Pintar dengan memberdayakan masyarakat khususnya para pelaku usaha warung agar dapat tumbuh dan berkembang. Apalagi, warung telah berperan sangat besar dalam perekonomian dengan menyumbang lebih dari 70% perputaran bisnis dalam industri ritel di Indonesia.

Menjawab tantangan bagaimana ritel tradisional atau warung bertahan dalam persaingan modern trade, menurutnya perlu fokus pada menciptakan langkah yang mampu menumbuhkan peluang seperti dengan melakukan digitalisasi. Antara lain dari segi supply chain, dengan aplikasi Warung Pintar para pelaku usaha warung bisa mengakses ke berbagai pemasok dan terhubung langsung dengan para distributor baik grosir maupun merek. Hal ini dapat menghemat waktu dan meminimalkan warung kehilangan kesempatan karena kurangnya informasi.

Lalu, dari segi pertumbuhan bisnis, warung pintar memiliki peluang finansial dan tools untuk warung sebagai pengganti catatan transaksi dan inventaris yang sebelumnya manual menjadi digital. Terakhir, warung bisa memanfaatkan layanan yang ada di aplikasi Warung Pintar sehingga bisa menjual produk secara digital dan menjadi penghubung bagi para reseller.

Hadirnya pandemi COVID-19 yang saat ini masih berlangsung, menjadi tantangan bagi Warung Pintar. Sekitar 90% warung telah terkena terdampak, baik positif maupun negatif. Seperti berdasarkan lokasi, warung yang letaknya di sekitar perkantoran dan sekolah jelas terdampak akibat peralihan mobilitas masyarakat. Lalu berdasarkan perubahan perilaku masyarakat, khususnya dalam melihat sebuah produk selama pandemi. Warung perlu sigap mencari produk yang relevan dengan kebutuhan atau keinginan masyarakat terkini. Terakhir, banyak warung yang takut untuk beroperasi selama pandemi ini.

Melihat kondisi itu, Warung Pintar membawa solusi dengan menyesuaikan kembali layanan pada warung yang terdampak. Memastikan warung tidak ada masalah terkait pengadaan, sehingga dapat dengan gesit memenuhi kebutuhan pasar. Lalu memantau harga produk yang sesuai dengan pasar agar tidak menaikkan terlalu tinggi. Selain itu melibatkan Grab sebagai layanan teknologi untuk membuat program yang bisa menghubungkan warung dalam fitur GrabMart serta bekerja sama dengan beberapa e-commerce yang bertujuan untuk memastikan warung selalu beradaptasi dengan keadaan dengan cara berjualan online.

“Pandemi ini seperti roller coaster untuk para pelaku usaha warung.  Tapi, mereka harus terus beradaptasi di tengah ketidakpastian selama pandemi ini,” tegas Agung.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related

award
SPSAwArDS