Dekoruma: Inovasi Online ke Offline dengan Shifting Consumer Behavior

marketeers article
Dekoruma yang awalnya membangun bisnis secara daring, kini terus berinovasi mengikuti strategi pemekatan merek secara luring di berbagai tempat. (Dok. Decoruma)

Dekoruma, perusahaan Home & Living, yang awalnya membangun bisnis secara daring, kini terus berinovasi mengikuti perkembangan zaman. Fokus bisnis perusahaan tak hanya online, melainkan juga mengombinasikan pendekatan secara offline.

“Dengan pengalaman selama delapan tahun, saat ini Dekoruma harus bisa mengembangkan perusahaan secara luring. Kami mulai menjelajahi marketplace untuk terus berinovasi dalam strategi branding kami,” kata Narendra di Jakarta, Kamis (11/5/2023).

Pada sesi Drive Commitment through Brand Phygital Presence, Narendra, memaparkan hal terkait shifting consumer behavior dalam memberikan dampak berulang untuk target pasar serta dapat merekomendasikan suatu brand. Salah satu contoh yang dialami Dekoruma adalah pada saat masa Pandemi COVID-19.

“Tahun 2020-2022 orang biasa kerja di rumah. Sekarang 2023 market returning to normal, orang sudah mulai membeli atau mencari barang yang besar full offline, kami melihat juga secara behavior untuk barang kecil masih dibeli lewat e-commerce,” ujar Narendra.

BACA JUGA: Resmi Digelar, WOW Brand Festive Day 2023 Soroti Advokasi dalam Marketing

Berdasarkan data yang dijelaskan Narendra, perbandingan pada tahun 2020 dan 2021, terjadi peningkatan signifikan jumlah pembeli produk hummialiance, baik secara online maupun offline. Terdapat peningkatan sebesar 41% pembeli offline dan 42% pembeli online.

Meski begitu, masih terdapat sekitar 13% orang yang melakukan pembelian produk hummialiance secara offline maupun online. Hal ini menunjukkan meskipun banyak orang beralih ke pembelian online, masih terdapat sebagian kecil yang lebih memilih cara konvensional dalam berbelanja.

“Dari sini, terjadi shifting consumer behavior. Pertama, konsumen pasti membandingkan harga, di e-commerce pasti begitu, mana yang lebih menguntungkan akan menjadi final purchase, sekarang menjadi sangat menentukan,” ucap Narendra.

Dalam dunia bisnis, keputusan untuk membeli suatu produk tidak hanya didasarkan satu faktor saja. Beberapa faktor, seperti pengalaman yang diperoleh saat menggunakan produk, desain kemasan, harga, dan sejauh mana produk tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kepribadian seseorang menjadi penentu yang penting dalam pembelian produk, baik di penjualan offline maupun online.

BACA JUGA: Sustainability Jadi Penekanan dalam The 8th WOW Brand Festive Day 2023

Setiap individu memiliki preferensi dan kebutuhan yang berbeda-beda dalam memilih produk yang akan dibeli, dan faktor-faktor tersebut dapat menjadi pertimbangan utama dalam memutuskan apakah mereka akan membeli produk tersebut atau tidak. Oleh karena itu, pengusaha harus memahami penjualan produk tidak hanya berfokus pada aspek fungsional produk, namun juga perlu memperhatikan faktor-faktor psikologis dan personal yang memengaruhi keputusan pembelian konsumen.

“Kami selalu increase consumer engagement, lewat social media dan service di offline retail. Brand harus bisa menjadi manusia, supaya apa yang mereka butuhkan kita bisa bantu jawab dan sediakan. Kami tetap belajar sampai sekarang apa yang konsumen mau, seperti apa kebutuhan mereka,” tutur Narendra.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS