Desa Energi Berdikari Cilacap, Program Pertamina Akselerasi Energi Hijau

marketeers article
Desa Energi Berdikari Cilacap (Foto: Pertamina)

Pertamina, melalui Pertamina RU IV Cilacap mengadakan Desa Energi Berdikari Cilacap sebagai salah satu Program Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT). Program berbasis Community Involvement Development (CID) menjadi bentuk komitmen perusahaan guna akselerasi transisi energi hijau (green energy) di Indonesia.

Bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat di desa yang belum terjangkau oleh energi ramah lingkungan dan berkelanjutan. Program ini juga berperan penting dalam mendorong ekonomi masyarakat sekitar.

Heppy Wulansari, Pjs Vice President Corporate Communication Pertamina mengatakan, pengembangan EBT dalam program ini adalah salah satu bentuk upaya Pertamina dalam mengurangi jejak emisi pada kerangka ESG (Environmental, Social & Governance).

“Pemanfaatan EBT merupakan komitmen Pertamina pada dunia untuk mengurangi emisi GRK sebesar 30% pada tahun 2030. Pertamina menargetkan menargetkan peningkatan total kapasitas EBT menjadi 10,2 Gigawatt pada tahun 2026,” ujar Heppy dikutip dari laman Pertamina.

Dalam pengembangan Desa Energi Berdikari dari Pertamina ini, sumber energi surya dan angin yang berada di desa Ujung Alang, Cilacap akan dimanfaatkan. Kedua sumber energi ini akan diolah menjadi listrik yang dapat menerangi rumah penduduk, sekolah, dan fasilitas lainnya dengan cara implementasi teknologi hybrid energy pole (HEOP).

Desa tersebut menjadi lokasi pelaksanaan program karena menjadi salah satu desa terisolasi dengan 80% penduduk yang bekerja sebagai nelayan musiman dan buruh tambak, mengingat akses listrik, transportasi, dan komunikasi yang terbatas ditambah dengan suasana gelap gulita. 

Melalui penerapan teknologi HEOP dari Pertamina RU IV Cilacap, kini desa tersebut telah menjadi terang sehingga warga dapat menikmati ketersediaan listrik bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Bersumber dari sebanyak 15 kincir angin dan 24 solar panel, energi listrik yang dihasilkan sebesar 16.200 WP (Watt Peak) dan dialirkan menggunakan kabel untuk 78 rumah tangga, satu sekolah, satu masjid, serta dua rumah produksi. 

Tak hanya berfungsi untuk menghasilkan listrik, teknologi ini mampu mengurangi karbon hingga 126,4 ton per tahun. Hal inilah yang menjadi wujud nyata dari komitmen Pertamina dalam mitigasi isu perubahan iklim dan pemanasan global. 

“Pertamina akan terus meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan sebagai bagian dari transisi energi menuju energi bersih sejalan dengan tren global,” tutur Heppy.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS