Di Ajang WCCE Ketua Bekraf Serukan Keunggulan Ekonomi Kreatif Indonesia

marketeers article

Sejauh ini Ekonomi Kreatif Indonesia telah berkembang pesat. Pada 2015 Ekonomi Kreatif menyumbang Rp 852 triliun atau 7,38% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Lalu pada tahun 2016 Ekonomi Kreatif menyumbang PDB sebesar Rp 922,58  triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 13,47%. Tahun 2017 menyumbang PDB sebesar Rp 990 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 17,4% dan tahun ini diproyeksikan menyumbang PDB sebesar Rp 1.041 triliun, menyerap tenaga kerja sebanyak 18,2%.

Tiga subsektor utama yang menopang Ekonomi Kreatif Indonesia yakni kuliner, fashion dan kriya. Subsektor ekonomi kreatif lain yang pertumbuhan bagus antara lain film animasi dan video, desain komunikasi visual, serta aplikasi dan pengembangan game.

Ke depan Indonesia harus unggul di bidang ekonomi kreatif karena negara ini punya semua syarat yang diperlukan untuk menjadi pemenang.

“Indonesia harus menjadi leader, karena kita punya semua, keberagaman,” kata Ketua Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf, dalam konferensi pers The World Conference on Creative Economy (WCCE) 2018, di Jakarta, Selasa (25/9/2018).

WCCE akan digelar di Nusa Dua, Bali, 6 – 8 November mendatang. Forum ini mempertemukan sekitar 1500 para pelaku ekonomi  Ekonomi Kreatif, regulator dari 100 negara itu, dan akademisi.

Triawan menegaskan, potensi ekonomi kreatif sangat luar biasa besar. Ia mengambil contoh apa yang dipasarkan Tokopedia bukan produk berbasis sumber daya alam tapi produk – produk kreatif.

“Yang dijual Tokopedia bukan minyak dan gas bumi” ujarnya.

Dengan digelarnya WCCE di Bali, Triawan berharap akan tercipta kolaborasi antara pelaku ekonomi kreatif di Indonesia dan mitranya di mancanegara. “WCCE bukan pameran, ini konferensi untuk berdiskusi secara terbuka. Di konferensi ini akan banyak lahir kesepakatan-kesepakatan, common understanding, kerja sama. Kita tidak bisa maju sendiri,” ujar dia.

Di bidang perfilman, misalnya, pemerintah Indonesia membuka pintu bagi investor asing. Triawan Munaf mengambil contoh film Wiro Sableng adalah film yang produksinya melibatkan investor asing.

”Kita buka peluang investasi bagi investor dari luar. Jumlah layar (bioskop) kita naik dari 600 layar sekarang lebih dari 1000 layar. katanya.

WCCE Nusa Dua  juga bakal menarik antara tampilnya pencetus istilah Ekonomi Kreatif, John Howkins sebagai pembicara. John Howkins adalah tokoh yang pertama kali memperkenalkan istilah Ekonomi Kreatif dalam bukunya berjudul “The Creative Economy: How People Make Money from Ideas”, yang terbit pada 2001.

Pembicara lain yang juga bakal tampil antara lain produser film dan teater dari Nigeria, Bolanle Austen-Peters dan CEO China Film Corporation Le Kexi. Sementara pembicara dari Indonesia, seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani dan pendiri dan pemilik Tokopedia William Tanuwijaya.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS