Disebut Lembek, Ini yang Sebenarnya Dicari Gen Z dalam Pekerjaan

marketeers article
Ilustrasi gen Z di dunia kerja (Foto: 123rf)

Generasi Z (Gen Z) lagi-lagi mendapat predikat ‘lembek’ dari segelintir warganet. Generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012 itu disebut-sebut gampang mengeluh saat melakukan suatu pekerjaan, seperti yang disampaikan akun @kinantiepm di platform X.

Bnrn relate sm kata bang @ozarangkuti gen z ini lembek bgt kalo kerja. Jgnkan kerja bang, tmn2 gue msh pada magang aja ngeluh mulu pada pake koyo di jidat, bolak balik rs dan blg ‘kayanya gue gbs dh kerja kantoran’,” demikian cuitnya, yang hingga Rabu (4/10/2023) sudah dilihat sebanyak 3,8 juta kali.

Banyak warganet yang setuju dengan pernyataan itu dan membagikan pengalaman serupa di kolom balasan. Namun, tak sedikit pula yang menampik anggapan tersebut lalu membagikan pandangan mereka mengenai Gen Z di dunia kerja.

Terlepas dari perdebatan tersebut, Gen Z memang memiliki pola pikir yang berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya soal pekerjaan. Sebagaimana diungkapkan National Society of High School Scholars (NSHSS), mereka tidak sekadar mementingkan uang.

Survei yang dilakukan pada 2022 itu mengungkapkan Gen Z dalam pekerjaan cenderung mementingkan tiga aspek. Ketiganya ialah kesetaraan, pelatihan langsung, dan mempelajari hal baru.

BACA JUGA: Viral Konten Resign karena Lingkungan Toxic, seperti Apa Tandanya?

Kesetaraan Tanpa Diskriminasi

Survei tersebut mengungkapkan sebanyak 22% Gen Z mengaku ketidaksetaraan rasial dan diskriminasi memengaruhi pilihan karier. Mereka lebih memilih bekerja di perusahaan yang memprioritaskan perlakuan setara untuk semua karyawan, tanpa memandang ras maupun jenis kelamin.

“Generasi Z ingin tempat kerjanya memberikan kesempatan bagi semua orang, memberikan pelatihan, dan lingkungan keragaman, dan inklusivitas,” kata Presiden NSHSS Lewis dikutip dari nhss.org.

Bukan cuma kesetaraan, generasi Z juga berkeinginan memberi dampak bagi lingkungan di sekitar mereka. Dengan kata lain, ada kecenderungan untuk mencari pekerjaan yang dapat memenuhi tanggung jawab sosial.

Hasil serupa juga diungkapkan oleh survei The Randstand. Hampir 50% generasi Z yang disurvei menyatakan enggan menerima pekerjaan di perusahaan yang tidak sejalan dengan nilai-nilai keadilan sosial.

Survei tersebut juga membuktikan dua dari lima anak muda yang disurvei merasa tidak keberatan bila mendapat gaji lebih sedikit, asalkan pekerjaan yang dilakoni dapat memberikan kontribusi positif bagi dunia.

‘Terjun’ Langsung

Survei NHSS selanjutnya membuktikan 63% Gen Z ingin mendapat pelatihan langsung dari atasan. Adapun langsung yang dimaksud ialah benar-benar terjun ke lapangan, bukan sekadar pelatihan daring.

BACA JUGA: Mengintip Peluang Kerja Gen Z di Era Green Jobs

Malahan, hasil survei menemukan bahwa Gen Z tak suka melakukan pekerjaan remote alias bekerja secara daring. Mereka memiliki kecenderungan untuk menjajal langsung dunia kerja.

“Kami menemukan, pada generasi karyawan, pemberi kerja, dan pemimpin masa depan ini, mereka tidak ingin bekerja dari rumah,” ujar Lewis. 

Dalihnya, Gen Z ingin punya banyak pengalaman di kantor. Dengan begitu, mereka dapat bekerja keras dan belajar dari rekan atau atasan.

Belajar Hal Baru

Survei NHSS juga menemukan Gen Z cenderung memprioritaskan kesempatan untuk terus belajar, alih-alih tergiur kontrak permanen semata. Mereka lebih mementingkan jenjang karier ke depannya.

Sebanyak 67% Gen Z mengaku ingin bekerja di perusahaan yang memberi mereka kesempatan untuk mempelajari keterampilan. 

“Anak-anak muda ini memiliki kecintaan untuk belajar dan mereka belajar lebih cepat dari generasi sebelumnya,” ucap Lewis.

Demikianlah pembahasan mengenai hal-hal yang diprioritaskan Gen Z dalam pekerjaan. Bagi Anda yang termasuk generasi ini, mana yang lebih Anda utamakan?

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS