Disrupsi Industri Hiburan Perlu Dihadapi dengan Adaptasi Cepat

marketeers article

Industri hiburan sudah sekian lama mengalami disrupsi dengan hadirnya platform-platform baru yang mengusung konten-konten hiburan alternatif. Tantangan ini harus disikapi oleh para pelaku industri dengan beradaptasi cepat dan tepat. Hal ini disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate di Jakarta, Rabu (02/02/2022).

“Kami melihat perubahan cepat pada film televisi, film serial di televisi, film-film teatrikal. Dampaknya begitu luar biasa sehingga dibutuhkan adaptasi yang cepat dan dibutuhkan agility yang tepat,” Johnny seperti dikutip dari keterangan resminya.

Johnny mendorong setiap pelaku industri hiburan melakukan pengembangan diri dan memanfaatkan teknologi digital. “Disrupsi teknologi juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap peleburan dan terhadap industri hiburan, secara khusus peleburan di industri perfilman. Harus direspons oleh para talenta industri hiburan dengan mengembangkan diri agar makin cakap digital,” katanya.

Valuasi industri hiburan pada tahun 2021 secara global, sambung Johnny, tidak kurang dari US$ 2 Triliun dan tumbuh compound and world growth rate-nya sebesar 6,7%. “Tinggi sekali. Di Indonesia pun demikian, tadi datanya disampaikan kepada saya bahwa di tahun 2021 yang lalu valuasinya sekitar US$ 10,7 Miliar. Dan diproyeksikan pada tahun 2025 prognosisnya mencapai US$ 15 Miliar atau compound annual growth rate sekitar 8,7%,” paparnya.

Disrupsi industri hiburan juga ikut berdampak terhadap produksi, pemasaran, dan distribusi sektor industri hiburan. Termasuk preferensi konsumen juga telah berubah.

“Dampak dari disrupsi ini menuntut juga berubahnya pola dan gaya marketing atau pemasaran tersendiri. Di dunia, industri hiburan bertumbuh dan berkembang luar biasa besarnya akibat disrupsi teknologi ini,” tegasnya.

 

 

Related

award
SPSAwArDS