Dorong Industri Kulit dan Alas Kaki Go Global, Ini Upaya Kemenperin

marketeers article
Dorong Industri Kulit dan Alas Kaki Go Global, Ini Upaya Kemenperin. (FOTO: 123rf)

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung industri persepatuan nasional untuk naik kelas dan masuk ekosistem industri global. Oleh karena itu, desainer industri kulit dan alas kaki nasional difasilitasi Kemenperin mengikuti pameran internasional Asia Pacific Leather Fair (APLF) di Bangkok, Thailand pada 19-21 Oktober 2022.

Dukungan tersebut diberikan Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI), unit kerja di bawah Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin.

BACA JUGA: Ramai Obat Sirop Tak Sesuai Ketentuan, Begini Kata Kemenperin

“BPIPI sebagai mitra penting APLF di Indonesia, bersama dengan Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia (APKI) melihat pentingnya penguatan supply chain dalam skala yang lebih besar, yakni ASEAN,” kata Reni Yanita, Direktur Jenderal IKMA Kemenperin dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (30/10/2022).

Kemenperin menilai sebagai produsen industri alas kaki terbesar keempat di dunia, Indonesia memainkan peran penting dalam rantai nilai industri kulit dan alas kaki dalam skala global maupun ASEAN. Reni mengemukakan BPIPI yang berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur, secara konsisten menggelar beragam program untuk memperkuat ekosistem industri alas kaki nasional agar lebih berdaya saing global.

BACA JUGA: Kemenperin Dorong Industri Petrokimia Terapkan Ekonomi Sirkular

Apalagi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi industri alas kaki terhadap PDB meningkat sepanjang tahun 2021 menjadi Rp 28,169 triliun dari Rp 26,14 triliun pada 2020.

“Investasi dalam negeri (PMDN) juga terus tumbuh dari Rp 394,8 miliar pada tahun 2020 menjadi Rp 461,5 miliar pada 2021. Sementara itu, capaian kinerja ekspor industri alas kaki nasional pada 2021 menyentuh Rp 6,165 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 4,8 miliar,” ujarnya.

Oleh karena itu, BPIPI terus melakukan peningkatan kapasitas kelembagaan dan sentra industri, membantu industri mengembangkan produk, penguatan industri dan kreativitas, memberikan bantuan informasi pasar, serta membantu promosi dan pemasaran serta penguatan hubungan kemitraan. Hingga saat ini, BPIPI mencatat sebanyak 9.633 pelaku IKM atau sekitar 16,8% telah bermitra dengan industri lain dan sebagian besar telah mendapatkan manfaat dari kemitraan usaha.

“Kemitraan ini penting untuk menghubungkan IKM alas kaki dengan industri besar, asosiasi dan komunitas, produsen material, organisasi, investor, eksporti, trader dan sebagainya agar IKM terus tumbuh,” ucap Reni.

Reni menjelaskan APLF merupakan salah satu pameran kulit, material dan aksesoris fesyen ternama tingkat internasional yang mana pemasok kulit dapat bertemu langsung dengan desainer dan pembeli. APLF Bangkok menjadi pameran dagang kedua yang digelar di luar Hong Kong.

“Event APLF 2022 menjadi penting untuk meningkatkan peran industri hulu dan hilir alas kaki nasional. Bentuk kolaborasi dalam event APLF kedepan akan lebih melibatkan potensi-potensi SDM industri alas kaki nasional dalam skala global,” tuturnya.

Sejak 2018, BPIPI bekerja sama dengan APLF dalam gelaran Design of Bag. Kompetisi desain produk tas skala internasional ini melibatkan banyak potensi generasi muda, termasuk dari Indonesia.

“Dalam perjalanan kerja sama tersebut, BPIPI dan APLF juga membuka potensi kemitraan antara industri kulit nasional dan global khususnya ASEAN yang tahun ini akhirnya dapat dilaksanakan di Bangkok,” kata Reni.

Related

award
SPSAwArDS