Liquiça, Timor Leste, telah menuntaskan pelaksanaan Program Penguatan Kohesi Sosial (Social Strengthening for Cohesion Program / SSCP) yang didanai oleh Uni Eropa. Selama 30 bulan, program ini difokuskan pada upaya membangun perdamaian, mendorong inklusi sosial, serta menyelesaikan konflik melalui pendekatan budaya.
Inisiatif ini menjangkau lebih dari 1.795 individu yang tersebar di wilayah Liquiça dan Bazartete. Dari jumlah tersebut, 43% merupakan pemuda dan perempuan, kelompok yang selama ini cenderung kurang terwakili dalam pengambilan keputusan sosial.
Dr. Iotam, Head of Cooperation Delegasi Uni Eropa untuk Timor-Leste, menyampaikan antusiasmenya melihat partisipasi dan keterlibatan kaum muda, khususnya perempuan, dalam mempromosikan perdamaian, meskipun ada tantangan sosial dalam masyarakat.
“Proyek Penguatan Kohesi Sosial membuktikan bahwa ketika kaum muda diberi ruang dan kepercayaan, mereka dapat mendorong perubahan nyata dalam memperkuat narasi budaya melalui suara mereka dan membangun dialog lintas generasi untuk membina persatuan sosial yang berkelanjutan. Kami harap, inisiatif ini dapat memberikan dampak yang berkelanjutan di Timor-Leste,” ujar Dr. Iotam dalam siaran pers kepada Marketeers, Selasa (24/6/2025).
BACA JUGA: KPP Mining Tegaskan Komitmen SDGs lewat Program Sosial Anak Muda
SSCP merupakan bagian dari program lintas negara yang dipimpin oleh ChildFund International di Indonesia. Pelaksanaannya di Timor Leste dijalankan oleh ChildFund Australia melalui ChildFund Timor-Leste dengan dukungan dua mitra lokal.
Sejak awal 2023 hingga pertengahan 2025, program ini mengembangkan pendekatan terpadu antara pendidikan, budaya, dan penguatan kapasitas kelembagaan.
Sebanyak 579 siswa dan pemuda telah mengikuti modul pendidikan perdamaian yang diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah. Di sisi lain, enam lembaga swadaya masyarakat yang dikelola anak muda memperoleh pelatihan manajemen proyek, pengelolaan keuangan, dan keterampilan advokasi. Upaya ini memperkuat posisi pemuda sebagai bagian dari solusi, bukan sekadar objek pembangunan.
Salah satu kontribusi penting dari SSCP adalah revitalisasi praktik budaya Tara Bandu dan Nahe Biti Boot sebagai sarana penyelesaian konflik. Kegiatan Tara Bandu diikuti oleh 838 orang dan difasilitasi bersama kementerian serta pemerintah daerah. Pendekatan berbasis adat ini dinilai mampu membangun konsensus sosial secara lebih partisipatif.
Selain kegiatan berbasis budaya, proyek ini juga menyelenggarakan delapan sesi penyuluhan hukum yang menjangkau 362 peserta dari berbagai desa. Materi yang dibahas mencakup isu penting seperti kekerasan dalam rumah tangga, konflik bela diri, dan pengelolaan lahan. Kegiatan ini memperkuat pemahaman hukum masyarakat sekaligus meningkatkan kesadaran kolektif terhadap penyelesaian konflik secara damai.
Alzira Reis, Country Director ChildFund Timor-Leste, mengungkapkan bahwa proyek ini telah memberikan kontribusi bagi perdamaian di masyarakat dengan memperkuat pilar pencegahan melalui pendidikan perdamaian dan penyelesaian konflik menggunakan praktik berbasis budaya. Para kaum muda diberdayakan untuk membuat keputusan dan menjadi pelopor di masyarakat mereka.
“Proyek ini berhasil memperkuat rasa kepemilikan di antara semua pemangku kepentingan untuk mewujudkan perdamaian melalui integrasi modalitas pendidikan di sekolah dan di masyarakat itu sendiri,” tutur Alzira.
BACA JUGA: Momentum Iduladha, CEO TRIV Wujudkan Kepedulian Sosial lewat Kurban
Sebagai bagian dari strategi keberlanjutan, enam sekolah di Liquiça akan melanjutkan pendidikan perdamaian dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Langkah ini telah diperkuat melalui penandatanganan Nota Kesepahaman antara program dan Kementerian Pendidikan serta Kementerian Pemuda, Seni, dan Olahraga.
Selain pada sektor pendidikan, SSCP juga memberikan dampak positif terhadap penguatan kapasitas organisasi lokal. Keterlibatan aktif dalam program mendorong peningkatan partisipasi pemuda dan perempuan dalam proses advokasi dan pembangunan sosial di tingkat akar rumput.
“Proyek ini telah memberikan praktik terbaik tidak hanya kepada pemerintah dan masyarakat, tetapi juga kepada kaum muda. Kami telah menyaksikan dampak signifikan dari inisiatif ini dalam memperkuat kapasitas dan visibilitas organisasi kami dalam membangun partisipasi perempuan, pemuda, dan pembangunan perdamaian,” pungkas Judith Maria de Sousa, Direktur Ba Faturu.
Dengan sistem, pelatihan, dan struktur sosial yang telah ditanamkan, SSCP menjadi fondasi penting untuk mendorong upaya berkelanjutan dalam membangun masyarakat yang inklusif dan damai. Meskipun program ini telah resmi berakhir, nilai-nilai serta jaringan sosial yang terbentuk diyakini akan terus tumbuh dan menguat di Liquiça.
Editor: Dyandramitha Alessandrina