dr. Terawan: Melayani Pasien Sembari Berinovasi

marketeers article

Sosok dokter Terawan merupakan sosok yang terpandang di dalam dunia kesehatan di Indonesia beberapa tahun belakangan. Sebabdia dikenal tidak sekadar melayani pasien saja, melainkan secara kontinu selalu berinovasi agar layanannya terus relevan untuk kebutuhan pasien. Salah satu inovasi yang membuatnya kondang adalah pengobatan dan pencegahan penyakit stroke melalui terapi otak.

Sudah puluhan ribu orang pernah mendapat pelayanan dokter kelahiran Jogja, 5 Agustus 1964 ini. Beberapa di antaranya tergolong dari segmen high-end, dari presiden, menteri, pengusaha, jenderal, dan tokoh publik lainnya. Pasiennya tidak hanya dari Indonesia, tetapi juga mancanegara. Kehadiran  dokter Terawan juga menjadi berkah tersendiri bagi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD) Gatot Soebroto.

Tetapi, teknik yang diterapkan dokter tentara berpangkat Brigadir Jenderal ini masih menjadi pro dan kontra, termasuk di kalangan medis sendiri. Berikut adalah wawancara Sigit Kurniawan dari Marketeers dengan dokter Terawan yang merupakan Marketing Champion dari sektor rumah sakit.

Apa yang menyemangati Anda untuk berinovasi di bidang kedokteran?

Sebagai seorang radiologi intervensi, dulunya saya selalu mengikuti apa yang menjadi permasalahan di bidang kesehatan. Dulu, ada persoalan di bidang kanker. Saat itu, saya sudah berinovasi bagaimana melakukan treatment kanker tanpa efek samping alias memasukkan obat-obat kemoterapi, tanpa menimbulkan efek samping yang berat, seperti rambut rontok dan sebagainya.

Tren itu masih marketable alias masih bisa dipasarkan. Namun, di sela-sela itu, saya melihat tren baru kala itu, jumlah penderita stroke meningkat tajam sekali, baik dari sisi jumlah maupun kondisi penyakitnya. Saat itu, tahun 2005-2006. Saya mencoba berinovasi lagi.

Lalu, apa yang Anda lakukan?

Saya berpikir, saya harus memiliki alat-alat yang memadahi untuk memeriksanya. Karena itulah, kami memperkuat diagnosisnya untuk memprediksi bahwa orang itu terancam stroke atau mengalami stroke. Karena stroke bukan sekadar kemampuan motorik. Tetapi, termasuk kemampuan-kemampuan luhur, panca indera, perasaan, dan sebagainya. Semua bisa dipengaruhi oleh kondisi otak. 

Dokter tentunya tak boleh melakukan marketing, lalu apa yang membuat Anda terkenal?

Meskipun saya tidak melakukan marketing, tetap pengaruh kabar dari mulut ke mulut semakin kuat. Apalagi melihat banyak orang telah merasakan manfaatnya. Saya bersyukur karena apa yang saya lakukan membuat orang lain, bahkan yang sudah lama terserang stroke bertahun-tahun, pun mengalami pemulihan. Kemajuan itu ternyata membantu saya melakukan apa yang kalau boleh disebut sebagai pemasaran secara tidak langsung. Dalam hal ini, pemasaran dalam arti positif. Artinya, tidak money oriented. Tetapi, quality insurance oriented. 

Tulisan selengkapnya bisa Anda baca pada Majalah Marketeers edisi Desember 2014-Januari 2015. 

Related

award
SPSAwArDS