Dua Faktor Penting Agar Pekerjaan Fleksibel

marketeers article
Close up low angle view of a man working from home on a laptop computer sitting at a desk surfing the internet

Seiring dengan perkembangan internet dan tersebarnya koneksi berkecepatan tinggi di rumah dan kantor. Sarana untuk mendukung fleksibilitas di tempat kerja menjadi semakin bertambah. Namun, fleksibilitas tersebut harus didukung oleh pendekatan yang berbeda terhadap cara kerja konvensional.

Alasannya, yang berubah bukan hanya pada jam kerja saja. Perubahan juga melibatkan pengaturan ulang pekerjaan, tunjangan asuransi atau perubahan pola serta lokasi pekerjaan, untuk memenuhi kebutuhan karyawan dan bisnis dengan lebih baik.

Saat ini, perusahaan menjadikan fleksibilitas dalam pekerjaan sebagai keuntungan bagi para karyawan sehingga mengabaikan hubungan antara peningkatan loyalitas dan produktivitas di balik keuntungan tersebut. Antonio Mazza, Manajer Teknologi Robert Walters mengatakan bahwa fleksibilitas di tempat kerja sejalan dengan beberapa tren yang sedang berpengaruh di tengah masyarakat.

Beberapa di antaranya meningkatnya jumlah ibu yang kembali pekerjaan penuh waktu serta penyeimbangan kembali tanggung jawab untuk mengasuh anak. Hal-hal tersebut mendorong pekerjaan yang fleksibel ke puncak pilihan para pencari kerja.

“Kerja fleksibel bukan hanya bermanfaat bagi kesejahteraan, komitmen, dan efisiensi di tempat kerja, tetapi juga memberikan keunggulan kompetitif bagi strategi perekrutan Anda,” ujar Antonio.

Kunci keberhasilan dalam penerapan fleksibilitas di tempat kerja adalah keterbukaan dan keselarasan. Robert Walters Indonesia membagikan wawasannya tentang cara terbaik untuk mendorong dan menerapkan fleksibilitas di tempat kerja untuk perusahaan Anda.

1. Kustomisasi adalah kunci

Kostumisasi adalah salah satu kunci sukses dalam menerapkan fleksibilitas di tempat kerja. Perusahaan harus memahami bahwa setiap karyawan berbeda. Mulai dari latar belakang serta kebutuhan akan fleksibilitas dalam dunia kerja. Daripada menerapkan kebijakan “satu untuk semua”, cobalah melakukan survei internal untuk mengidentifikasi demografi karyawan, sehingga penerapan kebijakan fleksibilitas di tempat kerja dapat disesuaikan per kelompok karyawan.

2. Keseimbangan antara karier dan keluarga tidak lagi menjadi masalah bagi gender tertentu

Pada umumnya, pendorong utama untuk kebijakan fleksibilitas di tempat kerja adalah keluarga dan tanggung jawab akan anak. Dengan kondisi talent shortage yang dihadapi saat ini, lebih banyak perempuan untuk kembali memasuki dunia kerja setelah cuti hamil sangat dibutuhkan. Selain itu, tanggung jawab akan keluarga dan anak dapat dibagi secara lebih adil antara suami dan anak.

Perusahaan harus menyadari bahwa untuk mendorong dan mendukung keragaman gender di tempat kerja, fleksibilitas dalam bekerja menjadi penting baik untuk laki-laki dan perempuan karena laki-laki terus memainkan peran yang lebih besar dalam pengelolaan kebutuhan keluarga sehari-hari.

Related

award
SPSAwArDS