Eksotisme Budaya Kampung Melo Labuan Bajo

marketeers article

Labuan Bajo terus memesona para penikmat pariwisata. Destinasi superprioritas milik ini sangat dikenal dengan alamnya yang indah dan kadal raksasa yang eksotisnya, komodo. Namun perlu Anda tahu, menyelami berbagai macam budaya di sana juga sangat menarik. Salah satunya dari Kampung Melo.

Kampung Melo adalah sebuah desa adat yang terletak di Desa Liang Ndara, Manggarai Barat. Wilayah ini berjarak sekitar 40 kilometer dari Labuan Bajo. Tak heran jika Kampung Melo banyak mengundang wisatawan yang hendak mencari sensasi berbeda dari menjelajah alam. Kehidupan adat yang masih kental berpadu dengan alam asri yang mengelilingi akan dengan mudah kita temui.

Seperti apa? Berikut ini beberapa pesona Kampung Melo yang dirangkum dari berbagai sumber:

Sambutan hangat Alam Kampung Melo

Untuk menuju ke sini, setelah turun dari bandara LBJ Anda bisa menempuh jalur darat melalui jalan Trans Flores selama kurang lebih 30 menit menuju Kampung Melo. Perjalanan akan dilanjutkan dengan sedikit mendaki karena sebenarnya kampung ini terletak di atas bukit. Jangan khawatir, kelelahan akan segera terbayar saat Anda menemukan kejutan indah di atas.

Kampung Melo memiliki pelataran khusus yang menjadi semacam pintu gerbang kampung. Dari pelataran tersebut Anda bisa melihat pemandangan perbukitan hijau di sekelilingnya. Meski daerah NTT secara umum terkenal gersang dan panas, namun di kampung berketinggian sekitar 624 mdpl ini hawa sejuk akan menyapa lembut kulit Anda.

Desa dengan penduduk sekitar 1.800 orang suku asli Manggarai ini berudara sejuk, dengan suhu tertinggi mencapai 20 derajat celcius.

Ditemani bentangan langit biru luas, alam Kampung Melo bisa memulihkan kepenatan jiwa yang telah lama tak diajak berlibur.

Ritual dari Ketua Adat

Begitu sampai, di muka kampung tak jarang pengunjung akan disambut ritual adat khas Kampung Melo. Ketua adat beserta warga kampung akan menyambut Anda dengan ramah disertai iringan musik tradisional. Sebuah kain selendang khas Melo biasanya akan diberikan sebagai tanda bahwa Anda disambut dengan gembira.

Selanjutnya Anda akan diajak menuju sebuah rumah utama di tengah kampung yang disebut Rumah Gendang. Di dalam rumah inilah ritual adat dimulai. Ketua adat akan membacakan mantra khusus dalam bahasa adat. Kemudian tamu akan diberikan minuman khusus yang disebut sopi serta pinang berisi sirih.

Tari Caci yang Menegangkan

Salah satu daya tarik Kampung Melo adalah tarian khas Kampung Melo, Tari Caci. Tarian ini  melambangkan rasa syukur warga kampung kepada leluhur dan Tuhan penguasa alam saat mengalami kebahagiaan seperti panen raya atau kesembuhan dari suatu penyakit. Uniknya, tarian ini disajikan seperti adegan tarian perang dua pemain.

Dua orang yang berlaga di arena, akan membawa senjata berupa cambuk rotan dan tameng. Diiringi musik tradisional, masing-masing akan bergantian menyerang saat gilirannya tiba.

Anehnya, orang yang terkena cambuk seolah-olah tidak merasakan kesakitan. Mereka justru tertawa-tawa sambil menari dan berteriak kegirangan. Setelah tarian selesai tidak ada dendam di antara penari. Semuanya saling berangkulan karena meyakini luka yang mereka dapatkan sebagai wujud syukur kepada Yang Maha Kuasa.

Related

award
SPSAwArDS