Empat Inisiatif Strategi Angkasa Pura I Hadapi COVID-19

marketeers article

Industri aviasi mengalami penurunan sangat tinggi di tengah pembatasan sosial dari pemerintah. Dampak yang dihadapi industri penerbangan tidak kalah besar dibandingkan dengan industri pariwisata. Tidak tanggung-tanggung penghentian Penerbangan Komersial (PM25) berdampak signifikan pada penurunan operasional bisnis dari PT Angkasa Pura I (Persero) hingga mencapai 95% dibandingkan dengan tahun lalu.

Sedangkan 5% yang tersisa merupakan persentase layanan keperluan logistik yang masih bisa berjalan hingga saat ini. Pendapatan non-aero dari ritel, F&B, parkir juga terimbas karena tidak ada penumpang dan penjemput di bandara

Berdasarkan riset dari McKinsey, penerbangan diprediksi akan pulih cukup lambat yaitu pada kuarter keempat tahun 2020 atau awal tahun 2021. Dan, meski nantinya penerbangan komersial kembali dibuka, masyarakat tampaknya akan berpikir lebih lama untuk mulai kembali bepergian dengan pesawat.

Untuk menghadapi hal tersebut, AP I mempersiapkan strategi di tengah krisis yang disebabkan oleh merebaknya COVID-19.

Risk Assessment

Identifikasi risiko, keuangan, dan operasional yang memiliki implikasi tehadap COVID-19 sebagai baseline untuk menyusun strategi dan langkah teknis.

“Periode ini menjadi waktu untuk memperbaiki internal kami. Momentum ini ingin kami jadikan sebagai kesempatan melakukan review kinerja. Dan, hal ini juga bisa menjadi salah satu strategi untuk rebound. Jangan sampai virus hilang, potensi yang ada juga ikut hilang,” jelas Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi pada webinar Surviving The Covid-19 Preparing The Post Industry Roundtable Infrastructure & Utilities Industry Perspective, Selasa (12/05/2020).

Crisis Control Center

Membentuk tim crisis center yang membantu leadership AP I berkoordinasi dan melakukan monitoring terhadap Service Level Agreement (SLA) pemenuhan kewajiban Public Service Office (PSO) serta pencapaian target pada Survival Strategy.

Survival Strategy

Mempersiapkan kondisi keuangan perusahaan untuk bertahan pada tahun 2020 dengan melakukan beberapa program kerja seperti simulasi cash flow, cost leadership, dan revenue enhancement. Dalam strategi ini, penting untuk melakukan efisiensi yang terstruktur dan terarah serta tetap memprioritaskan aspek operasional dan keamanan.

Selain itu, perusahaan juga dapat melakukan optimalisasi revenue melalui lini bisnis subsidiaries. AP I sendiri mengupayakan pendapatan lain dari sistem charter hingga pemanfaatan lahan-lahan idle.

Rebound Strategy

Menyiapkan lompatan pertumbuhan AP I di tahun 2021 dengan program kerja Multi Dimension Performance Improvement. Dampak dari perbaikan ini akan dirasakan pada tahun 2021 di mana pada saat itu ketika pasar sudah normal kembali, AP I diharapkan mampu membuat lompatan signifikan.

Untuk mendapatkan hasil yang terbaik ketika rebound, maka harus ada inisiatif perbaikan yang melibatkan process, people, dan technology. Selain itu, mengantisipasi new normal yang diperkirakan terjadi setelah pandemi selesai. Mulai dari peningkatan layanan yang ada di bandara hingga mengoptimalkan portofolio bisnis potensial.

“Perubahan kebiasaan konsumen akan berpengaruh pada operasional bisnis kami. Karenanya, kami harus bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk terus maju ke depannya,” ujar Faik.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related

award
SPSAwArDS