Enam Perusahaan Dukung Energi Hijau Lewat REC PLN

marketeers article
Enam Perusahaan tandatangani REC PLN (Foto: MMS Group Indonesia)

PT PLN (Persero) terus memperluas pemanfaatan energi bersih dengan mendorong penggunaan sertifikat Energi Baru Terbarukan (EBT) atau Renewable Energy Certificate (REC). Upaya ini dilakukan menjelang Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali.

Mendapat respons positif, PLN bersama enam perusahaan melakukan penandatanganan Perjanjian Jual Beli REC dengan total penyediaan setara 18,46 terawatthour (TWh) listrik energi bersih di sela acara The Energy Transition Day di Nusa Dua, Bali beberapa waktu lalu.

“Melalui REC, PLN menghadirkan opsi pengadaan untuk pemenuhan target sampai dengan 100 persen penggunaan energi terbarukan. Cara pengadaan atau pembeliannya pun relatif mudah dan cepat,” tutur Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam laporan tertulisnya.

BACA JUGA: Persiapan Jelang KTT G20, PLN Simulasi Amankan Listrik

Keenam perusahaan tersebut, yaitu PT Asahimas Chemical, PT Mitra Murni Perkasa, PT Bumi Suksesindo, PT United Tractors Tbk, PT Indokordsa, dan PT Mitra Informatika Gemilang.

Sebagai salah satu pendukung, PT Mitra Murni Perkasa (MMP) selaku anak usaha MMS Group Indonesia (MMSGI) yang turut berpartisipasi dalam rangkaian acara G20 ini, membawa rangkaian inisiatif dalam mendukung a just and orderly transition sebagai salah satu agenda Net Zero Emission (NZE) Indonesia 2060

Seluruh rangkaian inisiatif yang dilakukan oleh anak usaha MMS Group Indonesia ini merupakan langkah untuk meningkatkan kontribusi perusahaan dalam upaya menjamin suksesnya energy transition. “Pengembangan hilirisasi nikel yang memanfaatkan energi terbarukan merupakan kesempatan emas untuk pengembangan industri baterai nasional khususnya dalam mendukung industri kendaraan listrik,” ujar Achmad Zuhraidi selaku Perwakilan MMP.

BACA JUGA: MMS Group Indonesia Perkuat Pasokan Batu Bara untuk PLN

Dalam mewujudkan pengembangan hilirisasi nasional, MMP direncanakan untuk menggunakan 140 MVA listrik PLN yang 50%-nya akan dipenuhi dari sumber energi terbarukan.

Smelter Nikel

MMSGI melalui anak usahanya, PT Mitra Murni Perkasa (MMP) sedang mengembangkan fasilitas smelter nikel kelas-1 di Balikpapan, Kalimantan Timur yang menghasilkan 27,800 ton/tahun nickel matte dengan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF).

Nickel matte merupakan salah satu bahan baku utama produksi baterai untuk kendaraan listrik dan media penyimpanan energi (ESS) yang banyak digunakan pada pembangkit listrik tenaga baru terbarukan. Pembangunan smelter nikel kelas-1 ini merupakan upaya MMSGI melalui MMP untuk mengakselerasi pengembangan ekosistem industri energi hijau dan hilirisasi mineral di Indonesia. MMP merupakan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) smelter nikel pertama di Indonesia.

Related

award
SPSAwArDS