Freelance, Tren Bekerja Bebas di Indonesia

marketeers article
Handsome businessman in eyeglasses is making notes and smiling while working with a laptop at home

Perkembangan bisnis digital turut mengubah kebiasaan bekerja manusia. Jika sebelumnya rata-rata pekerjaan dilakukan di kantor, kini karyawan bisa bekerja lebih fleksibel kapan pun dan di mana pun. Hingga akhirnya, kini budaya kerja freelance atau kerja lepas banyak digandrungi generasi milenial dan generasi Z.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada akhir tahun 2018, sebanyak 56,8% masyarakat Indonesia saat ini bekerja di sektor informal yang diiringi dengan naiknya jumlah wirausaha termasuk pekerja freelance di Indonesia. Masih dari BPS, basis angkatan kerja di Indonesia tersedia sebanyak 136,18 juta orang dengan 129,36 juta tercatat aktif bekerja. 5,89 juta di antara tercatat mengambil porsi sebagai pekerja lepas.

Peningkatan ini juga dirasakan oleh Sribulancer. Sebagai penyedia jasa kebutuhan pekerja lepas, Sribulancer merasakan jumlah peningkatan jumlah penawaran dan permintaan akan kebutuhan freelancer. Kini, Sribulancer menjadi platform pekerja lepas terbesar di Indonesia dan telah membantu meningkatkan taraf hidup ke lebih dari 50.000 orang dan menyalirkan lebih dari 100.000 pekerjaan.

Lapangan pekerjaan lepas tidak hanya diminta oleh para pekerjanya, tapi juga perusahaan. Perekrutan pekerja lepas dinilai dapat menekan biaya untuk proyek yang sifatnya tidak permanen. Beberapa perusahaan di  Indonesia bahkan secara eksklusif menggunakan Sribulancer sebagai platform perekrutan tenaga kerja lepas. Sebut saja Google, Traveloka, GOJEK, Jasa Marga, DHL, MAP, hingga Trakindo.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS