G-Shock, Sebuah Inovasi yang Lampaui Kepopuleran Casio

marketeers article
G-Shock DW-5600. (FOTO: Tangkapan Layar/YouTube Casio-G-Shock)

Siapa yang tidak mengenal G-Shock? Lini produksi produsen jam tangan asal Jepang yang melegenda dan bersejarah. Banyak orang mengenal G-Shock, tapi tak sedikit yang menganggapnya entitas yang berdiri sendiri dalam sebuah perusahaan.

Nama G-Shock yang begitu besar kerap kali melampaui kepopuleran sang produsennya, Casio Computer Co., Ltd. Bagi pencinta jam tangan atau horology, G-Shock sudah barang tentu merupakan bagian dari lini produksi Casio. Namun, siapa pun tidak bisa menepis, kebesaran Casio sebagai produsen jam tangan berangkat dari inovasi produksinya lewat G-Shock.

Inovasi sangat diperlukan bagi sebuah merek ataupun brand. Meski produsen memiliki strategi marketing yang apik dan baik sekalipun, tanpa ada identitas dan inovasi, produk yang dipasarkan akan sulit diterima. Namun, sebaliknya, jika produk tersebut menawarkan hal baru dan bahkan melampaui pesaingnya, peran marketeer dalam pemasaran akan begitu mudah.

Secara praktis konsumen akan mencoba membelinya atau bahkan menantikan produksi selanjutnya. Lewat G-Shock, Casio tidak hanya mengenalkan inovasi, namun sejarah dan titik balik dari sebuah teknologi jam tangan. Tercatat, hingga banyak dekade terlewati, G-Shock sebagai produk jam tangan belum memiliki pesaing berarti dari kompetitor lainnya. 

Awal Produksi

Saat mulai dikonsepkan pada tahun 1981, G-Shock sengaja dirancang untuk menahan tekanan mekanis, guncangan dan getaran serta dikhususkan untuk olahraga, militer dan aktivitas di luar ruangan. Sang insinyur Casio, Kikuo Ibe memperoleh inspirasi karena tidak sengaja menjatuhkan dan merusak jam saku yang diberikan oleh ayahnya.

Selanjutnya, sebuah tim yang terdiri dari tiga orang dipilih Ibe yang dikenal sebagai team tough untuk mulai melakukan pengembangan. Tim tersebut telah merakit dan menguji hampir 200 prototipe, tetapi masih belum mendapatkan produk terbaik. Saat mengunjungi taman bermain, Ibe menemukan bahwa dalam bola karet, bagian tengah bola tidak terdampak terhadap goncangan saat memantul di permukaan kasar.

Hasil pemantauannya tersebut kemudian dikembangkan dalam produksi jam tangan. Pada 1983 lahirlah G-Shock pertama, yaitu DW-5000C. G-Shock model pertama itu masih dipertahankan dengan sedikit pembaruan dan dikenal dengan DW-5600 dan menjadi G-Shock paling populer yang digunakan oleh banyak orang.

Dalam memproduksi G-Shock, Casio enggan melakukan gimmick-gimmick marketing yang tidak berarti. G-Shock memiliki 10 lapisan yang melindungi modul jam tangan, termasuk bumper karet urethane, stainless steel case, dan kaca mineral yang keras. Selain tangguh, G-Shock menjanjikan ketahanan baterai hingga 10 tahun dan memiliki ketahanan air hingga 200 meter.

Namun, saat mulai dipasarkan di negaranya, Casio dihadapkan pada preferensi orang-orang Jepang yang lebih menyukai dress watch atau jam tangan formal. Mulailah Casio bergerilya ke luar negeri, khususnya di Amerika Serikat (AS).

Diremehkan saat Merilis Iklan

Divisi Casio di AS pada tahun 1988 merilis sebuah iklan yang mana dalam video tersebut terlihat pemain hoki es menggunakan G-Shock DW-5000C sebagai keping hoki. Dalam iklan ini, Casio ingin menggambarkan ketangguhan G-Shock saat dipukul menggunakan stik hoki.

Setelah merilis iklan itu, Casio menjadi bulan-bulanan para pecinta jam tangan AS. Iklan G-Shock dinilai berlebihan, bohong atau hanya gimmick belaka. Sebuah saluran televisi di AS akhirnya mencoba membuktikannya. 

Menggunakan G-Shock DW-5000C sebagai keping hoki, serangkaian tes pukul dengan stik hoki dilakukan. Setelah dites berkali-kali, G-Shock 5000C bertahan dari pukulan stik hoki. Momen inilah yang menjadi tonggak awal kepopuleran G-Shock dan secara bersamaan produknya dikenal sebagai jam tangan paling tangguh.

Popularitas G-Shock meroket dan memperoleh respons positif sepanjang tahun 1990-an. Pada tahun 1998, Casio telah merilis lebih dari 200 model G-Shock yang berbeda dengan penjualan di seluruh dunia mencapai 19 juta unit. 

Tren Jam Tangan Pintar

Tren jam tangan pintar mungkin mengganggu lini bisnis G-Shock ataupun Casio secara keseluruhan. Namun, G-Shock beserta Casio tidak hanya menawarkan sebuah jam tangan. Casio menjanjikan sebuah brand yang sudah melewati lintas generasi dan banyak memproduksi jam tangan. Adopsi teknologi jam tangan pintar juga turut dilakukan Casio lewat G-Shock.

Namun, pencinta jam tangan atau horology tidak serta merta melihat teknologi sebagai acuan untuk mengoleksi arloji. Saat ini, pencinta horology dengan berbagai status dipastikan memiliki satu atau dua produk G-Shock generasi terdahulu dari setiap koleksinya. Mengapa demikian? Pasalnya, G-Shock bukan hanya sebuah jam tangan. G-Shock adalah sejarah itu sendiri.

Related

award
SPSAwArDS