Gaikindo Ingin Bayar Utang Kuartal Pertama Lewat GIIAS 2019

marketeers article

Industri otomotif nasional pada Triwulan satu (T1) tahun 2019 mengalami penurunan performa. Penurunan penjualan wholesales sebanyak 13% menjadi catatan buruk bagi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Kondisi ini dinilai akibat dari agenda politik di Indonesia yang tengah padat-padatnya. Meski begitu, Gaikindo tetap optimistis pada target yang diusungnya untuk tahun ini dan siap membayar utang ketertinggalan tersebut dalam waktu dekat.

Untuk mencapai misi tersebut, berbagai cara dilakukan oleh Gaikindo untuk mendukung para pemain dalam mengembalikan performa penjualan mereka. Salah satunya adalah dengan memajukan agenda dari pameran miliki Gaikindo, yakni GIIAS 2019 ke periode 18 sampai 28 Juli 2019.

“Karena pameran ini bertaraf internasional, kami pun telah meminta izin kepada Organisation Internationale des Constructeurs d’Automobiles (OICA) untuk tahun ini GIIAS dimajukan. Setelahnya akan kembali pada bulan Agustus,” ujar Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo ketika dijumpai di Jakarta beberapa waktu lalu.

Menurutnya, perhatian konsumen selama ini masih di ajang pemilu dan belum ke dunia otomotif. Sementara itu, Gaikindo mencatat sekitar 40%-43% penjualan mobil secara nasional berlangsung pada semester pertama dalam satu tahun. Sementara, pada semester kedua, biasanya 57%-60% penjualan mobil akan terjadi.

“Dengan kami menggelar pameran lebih awal 3 minggu, akan menjadi kesempatan untuk mendongkrak penjualan. Kami pun tidak mengubah forecast kami terhadap total penjualan mobil secara nasional. Masih di angka 1,1 juta unit,” lanjut Nangoi.

Optimisme tersebut bukan tanpa alasan. Nangoi melihat bahwa pertumbuhan ekonomi di negeri ini masih berjalan positif. Pada Q1 yang mencapai 5,07% tidak terlalu jauh dari target pemerintah yang ingin finish di angka 5,2%. Artinya, kondisi ekonomi negeri ini cukup baik.

Pun begitu dengan kondisi ekonomi dunia yang cenderung kondusif. Peperangan antara Amerika Serikat dan China pun tidak menunjukkan gejolak. Kedua negara tersebut masih terbilang tumbuh positif. Harga komoditas juga dinilai membaik.

“Kondisi ekonomi Indonesia dan ekonomi dunia saat ini terlihay cukup bagus. Kami optimistis industri ini akan tumbuh sesuai target. Hal yang membahagiakannya lagi, kami melihat penjualan mobil di negeri ini kian merata,” tambah Nangoi.

Dalam paparannya, Nangoi menyebutkan bahwa jika dulu 20% penjualan otomotif ada di luar Jawa, dua tahun terakhir telah bergeser hingga 40%. Pergeseran ini terjadi seiring dengan fokus pemerintah dalam melakukan pembangunan di Indonesia bagian timur.

“Untuk itu, kami ingin memiliki pameran yang lebih menyeluruh melingkupi daerah Indonesia Barat sampai Timur. GIIAS pun hadir di Surabaya, Jakarta, Makassar, dan terakhir di Medan,” tutup Nangoi.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS