Gandeng ITB, Polygon Bikes Bangun Ekosistem Sepeda Listrik

marketeers article
Pengembangan Polygon e-Bike (Foto: Polygon Bikes)

Polygon Bikes belum lama ini menjalin kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Keduanya berkerja sama untuk merancang pengembangan inovasi baru. Inovasi ini ditujukan untuk bisa ikut membantu mengatasi masalah polusi dari kendaraan bermotor.

Tak dapat dipungkiri, kendaraan bermotor kerap menjadi penyumbang polusi udara di Indonesia. Mengacu pada hasil uji indeks kualitas udara (AQI) tahun 2021, Indonesia menduduki peringkat nomor satu polusi tertinggi se-Asia Tenggara.

Melihat hal ini, Polygon Bikes dan Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang pengembangan produk sepeda listrik (e-bike) untuk bisa ikut membantu mengatasi masalah bersama ini.

Garapan anak bangsa dengan nama Polygon E-bike Centenary, telah diserah terima ke Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo pada 19 Oktober 2022 di Kantor Sekretariat Kabinet, Jakarta.

BACA JUGA: Polygon Kembali Unjuk Gigi di Ajang Internasional

Serah terima sepeda listrik Polygon Centenary untuk kepada Pramono Anung Wibowo (19/10) (Foto: Polygon Bike)

Tak tanggung-tanggung, ITB turut menghadirkan ekosistem sarana transportasi ramah lingkungan dalam program Prototype in campus eBike.  ITB juga menghadirkan charging station menggunakan panel surya dan shelter di setiap fakultas dan fasilitas yang mudah dijangkau oleh civitas kampus ITB.

Prototype in campus eBike ITB, merupakan hasil riset yang kami lakukan bersama, untuk memberikan solusi hijau kebutuhan transportasi dalam kampus ITB,” jelas Dr. Yannes Martinus, M. Sn. selaku dosen Fakultas Seni Rupa dan Design (FSRD) ITB dalam laporan tertulis Polygon.

Tak hanya sebagai upaya untuk mengurangi pencemaran udara, e-bike juga diharapkan mampu menjadi solusi kemacetan ibu kota yang yang ternyata juga dinilai menghambat pertumbuhan ekonomi.

“Sebagai masalah bersama, hal ini hanya bisa kita selesaikan bersama juga dan secara masif,” tekan Veronica Vivin, Brand Marketing Polygon Bikes. “Dimulai dari langkah yang nyata yaitu mobilitas di area kampus, lalu mulai merambah ke mobilitas keseharian masyarakat.”

Soal kemacetan, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan mengungkapkan bahwa kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh kemacetan di area terpadat Indonesia, Jabodetabek, mencapai sekitar Rp 71,4 triliun per tahunnya.

Gerakan transportasi hijau ini tidak akan berhenti sampai di area kampus saja, tetapi juga dapat diterapkan di berbagai sekolah, perkantoran, maupun area dengan mobilitas tinggi lainnya. Harapannya, Gerakan ini bisa membantu memperbaiki kualitas udara sekaligus kemacetan di Indonesia.

“Kami akan terus berusaha untuk berkontribusi dalam membangun ekosistem yang lebih hijau,” tutup Vivin.

BACA JUGA: Branding Polygon Sebagai Race Proven Product Internasional

Rencananya, sepeda listrik tersebut juga akan diserahkan untuk mendukung acara Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali November mendatang, bersama dengan sepeda listrik lain; Polygon G20 edition.

Teknologi Polygon e-bike

Berbeda dengan sepeda listrik yang biasa dikenal oleh masyarakat, Polygon e-bike hadir dengan fitur pedal assist, yaitu fitur yang mengharuskan pengendaranya untuk mengayuh sepeda agar bisa merasakan dorongan elektriknya.

Teknologi pedal assist ini sangat membantu pengendara ketika harus melakukan commuting tanpa perlu merasa kelelahan karena tenaga dorongnya bisa mencapai kecepatan 25 km/jam. Selain itu, pengendara juga bisa tetap merasakan esensi dari berolahraga yang menjawab kebutuhan masyarakat akan kesehatan di tengah padatnya aktivitas.

Akankah Polygon e-bike bisa menjadi salah satu jawaban bagi masyarakat untuk mewujudkan negara yang bersih dan sehat ke depannya?

Related

award
SPSAwArDS