Gandeng NGO, Nissan Bangun Rumah di Tangerang

marketeers article

Melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), PT Nissan Motor Indonesia (NMI) berencana membangun 50 rumah dalam periode 2014-2016. Pembangunan rumah ini dilakukan di wilayahDesa Gunung Sari, Mauk, Tangerang.

Berkolaborasi dengan Yayasan Habitat for Humanity Indonesia, NMI juga membangun toilet umum, sarana pendidikan, sanitasi, fasilitas air bersih, dan fasilitas umum lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh sekitar 100 orang.

Program tersebut merupakan program berkelanjutan. Sejak akhir tahun 2014, telah terbangun sekitar 17 rumah. Pada tahun ini, rumah yang dibangun ditargetkan selesai sampai 25 unit. Sisa 25 unit rencananya akan diselesaikan pada tahun 2016.

“Sudah menjadi tanggung jawab kami sebagai produsen dan pemasar mobil di Indonesia untuk berkontribusi bagi masyarakat Indonesia. Sejak tahun 2003, kami telah melakukan kerjasama dengan yayasan ini. CSR hasil kerjasama kami pertama kali dilakukan di wilayah dekat pabrik kami di Purwakarta dengan membangun rumah dan fasilitas yang kurang lebih sama dengan CSR kali ini,” ujar VP NMI Teddy Irawan saat konferensi pers CSR Nissan 2015 di Desa Gunung Sari, Mauk, Tangerang, Selasa (14/04/2015).

Program CSR yang digelontorkan NMI ini seiring dengan misi dari Yayasan Habitat for Humanity Indonesia, yakni mengajak semua pihak untuk membangun masyarakat Indonesia melalui rumah yang layak huni.

Direktur Habitat for Humanity Indonesia James Tumbuan menambahkan, proses pemilihan penerima CSR ini melibatkan masyarakat setempat. Selain itu, program ini juga diisi dengan memberikan pelatihan membangun sekaligus merawat rumah.

Jenis rumah yang dibangun selama ini adalah rumah konstruksi. Rumah konstruksi dibangun karena memungkinkan pemiliknya untuk melakukan pemugaran. Harapannya, program ini bisa menjawab kebutuhan masyarakat yang rata-rata berprofesi sebagai buruh tani tersebut.

Program ini disambut baik oleh masyarakat. Paruji Mubarak, perwakilan kecamatan Mauk, menbgatakan ada sekitar 108 rumah layak huni yang masih dibutuhkan oleh masyarakat di sana. Menurutnya, berkat kontribusi pemerintah dan swasta, baru 30 unit rumah layak huni yang dibangun.

“Kami berharap pemerintah dan swasta dapat memberikan solusi untuk kecamatan ini agar kehidupan masyarakat semakin nyaman dan tentram. Banyak dari warga kami yang mengkhawatirkan kondisi rumah mereka saat mereka pergi bekerja. Alhasil, pekerjaan mereka kadang tidak membuahkan hasil maksimal,” kata Paruji. 

Related

award
SPSAwArDS