Gandeng Pengembang, Pemprov DKI Bangun Smart City

marketeers article

Peluncuran Jakarta Smart City pada Desember 2014 merupakan langkah nyata Pemerintah DKI Jakarta membawa kota ini menuju kota digital. Keseriusan pemerintah tersebut disambut baik oleh Google. Keduanya berkolaborasi dengan mengadakan ajang Android One Hack for Impact di Conclave, Jakarta, Minggu (29/3/2015) untuk mendorong pengembang lokal menciptakan aplikasi yang berguna bagi warga Jakarta

“Jakarta Smart City ingin mengoptimalkan potensi sumber daya yang ada. Waktu ada serangan ke website Jakarta.go.id, pengembang lokal ini yang melindung kami. Mereka menginformasikan ke kami sehingga serangan dapat diatasi. Jadi, yang membangun Jakarta.go.id adalah pengembang lokal. Jakarta Smart City akan mudah diwujudkan bila ada kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat,” Ujar Alberto Ali, Kepala UPT Jakarta Smart City Provinsi DKI Jakarta dalam pembukaan kegiatan Android One Hack for Impact.

Untuk itu, kegiatan Android One Hack for Impact tersebut merupakan ajang bagi pengembang lokal berkompetisi menciptakan aplikasi yang berkualitas menggunakan platform Android One. Pengembang lokal tersebut membuat aplikasi untuk memecahkan masalah yang dekat dengan kehidupan di Jakarta, seperti transportasi, pendidikan, dan kesehatan.

Pemenang kompetisi ini adalah vaccine time. Ini merupakan aplikasi untuk mengingatkan waktu yang tepat untuk memberikan vaksin kepada balita. Lalu, bus in time  yang merupakan aplikasi untuk mengetahui waktu kedatangan bus. Adalagi appaja yang merupakan aplikasi untuk mengetahui transportasi yang ada di Jakarta. Selanjutnya, pemenang akan mendapatkan pendidikan singkat dari pemerintah DKI Jakarta dan Google untuk pengembangan aplikasi mereka.

 “Kami lihat pengembang lokal ini sudah sampai mana tataran aplikasi mereka. Setelah itu, kami akan membuat programnya dan kami akan customized,” kata Shinto Nugroho selaku Head, Public Policy and Government Relations, Google Indonesia.

Shinto mengakui pengembang aplikasi lokal di Indonesia itu cukup jago dan sangat potensial. Menurutnya, mereka perlu ikut berkompetisi mengasah kemampuan mereka. Shinto berharap event ini bukan hanya sebatas event, namun ada kegiatan yang berkelanjutan sehingga bisa menjaring lebih banyak pengembang lokal. Selain itu, Shinto memerhatikan bahwa semakin banyak kalangan muda yang tertarik membuat aplikasi. Bahkan, kelompok umur 19-20 tahun sudah mulai mengikuti ajang-ajang seperti hackathon.

“Sebenarnya, teknologi menjadi sektor yang sangat kolaboratif. Indonesia memerlukan ekosistem dan salah satu kunci dari ekosistem yang penting adalah pengembang aplikasi. Dan, jika berbicara ekonomi digital dan Indonesia digital itu adalah pengembang aplikasi,” tutup Shinto.

Related

award
SPSAwArDS