Genjot EBT, Pertamina Geser Kontribusi Pendapatan Energi Fosil hingga 60%

marketeers article
Para pekerja PT Kilang Pertamina Internasional. Sumber gambar: Humas Pertamina.

PT Pertamina (Persero) terus melakukan transisi dari energi fosil menuju energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan. Perseroan juga menargetkan dapat mengurangi kontribusi pendapatan dari energi fosil menjadi 60% pada tahun 2030.

Salyadi D. Saputra, Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina menuturkan, hingga sekarang kontribusi terbesar pendapatan perusahaan masih disumbangkan oleh energi fosil. Adapun kontribusinya mencapai 82% dari total pendapatan perseroan.

BACA JUGA: Lewat Perdagangan Karbon, Pertamina Geothermal Raih Pendapatan Baru

Dia bilang, target tersebut ditetapkan untuk mendukung program pemerintah mencapai bebas emisi karbon atau net zero emission 2060. Bahkan, transisi energi sebagai kontributor pendapatan terus ditingkatkan mencapai 35% pada tahun 2060.

“Indonesia saat ini memberikan perhatian lebih terhadap climate change, termasuk Pertamina. Kami melakukan upaya dekarbonisasi, yang dipetakan dalam roadmap dekarbonisasi yang terdiri dari dua pilar yaitu decarbonization dan new business building untuk renewable energy,” ujar Salyadi melalui keterangannya, Senin (29/5/2023).

BACA JUGA: Tingkatkan Bauran EBT, Pertamina Jadi Perusahaan Ramah Lingkungan

Menurutnya, untuk aspek new business building, melalui subholding-nya, Pertamina berupaya mengeksplor sumber daya energi baru. Langkah ini yang diharapkan dapat memberi lebih banyak kontribusi revenue.

Dekarbonisasi bisnis dan efisiensi energi Pertamina, di antaranya melalui pembangkit listrik ramah lingkungan, losses reduction, elektrifikasi armada, elektrifikasi peralatan statis, carbon capture storage (CCS) dan low carbon fuel for fleets.

Adapun bisnis baru Pertamina meliputi EBT, electric vehicle (EV) charging and swapping, hidrogen biru atau hijau, nature-based solutions, baterai, dan Biofuel, CCS/CCUS terintegrasi, dan carbon market business.

Di sisi lain, Salyadi memastikan, transformasi bisnis yang dilakukan perseroan tak akan mengganggu ketersediaan energi yang terjangkau bagi masyarakat. Pertamina bakal melakukan keseimbangan antara energy security, juga melakukan konversi ke green energy sources.

“Ini merupakan tantangan untuk kami, tapi kami telah mengidentifikasi apa saja yang bisa kami lakukan,” pungkasnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS