Grab Business Forum Bocorkan Cara Tetap Profit di Tengah Volatilitas Ekonomi Global

marketeers article
Grab Business Forum Bocorkan Cara Tetap Profit di Tengah Volatilitas Ekonomi Global (FOTO: Grab)

Di tengah volatilitas ekonomi global, pelaku bisnis dihadapkan dengan tantangan untuk terus berkembang. Kenaikan suku bunga, fluktuasi nilai tukar, dan gejolak geopolitik membuat perusahaan harus berpikir lebih cepat dan lebih cermat agar tetap bertahan, bahkan lebih dari itu, tetap mencetak keuntungan.

Mencermati tantangan ini, Grab mempertemukan pelaku bisnis dengan para pakar di bidangnya lewat Grab Business Forum. Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan bisnis dalam menghadapi situasi ini.

Salah satu pendekatan yang disorot dalam forum ini adalah pentingnya strategi adaptif berbasis data dan teknologi. Neneng Goenadi, Country Managing Director Grab Indonesia menyampaikan dunia usaha saat ini tidak bisa lagi hanya mengandalkan pola lama dalam mengambil keputusan.

“Perusahaan perlu cepat bereksperimen dan mengambil keputusan berbasis informasi, data, dan teknologi,” ujarnya dalam siaran pers kepada Marketeers, Selasa (13/5/2025).

BACA JUGA: Grab Terapkan Agentic AI untuk Dukung Mitra Pengemudi dan Merchant

Dengan kata lain, perusahaan yang ingin tetap untung harus lincah membaca perubahan dan tidak takut mencoba pendekatan baru, termasuk dalam hal operasional, pemasaran, dan distribusi. Forum ini juga menekankan bahwa efisiensi menjadi kunci dalam mempertahankan profit.

Lewat digitalisasi, banyak proses yang sebelumnya manual kini bisa dipangkas atau disederhanakan. Dalam konteks ini, pemanfaatan platform digital, layanan otomatisasi, dan sistem real-time monitoring bisa membantu perusahaan menekan biaya sekaligus meningkatkan akurasi layanan.

Hal ini memungkinkan margin keuntungan tetap terjaga bahkan saat pendapatan melambat. Selain efisiensi internal, kolaborasi eksternal juga menjadi faktor penting.

Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Riyatno menyebut kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan akademisi perlu terus diperkuat, terutama dalam sektor ekonomi digital dan teknologi.

“Triple helix collaboration menjadi strategi penting dalam memperkuat ekosistem digital yang mampu menghadirkan inovasi secara berkelanjutan,” ujarnya.

Dengan berjejaring, perusahaan bisa berbagi sumber daya, memperluas akses pasar, dan meminimalkan risiko.

BACA JUGA: Fitur Baru Grab 2025 Hadirkan Pengalaman Lebih Personal untuk Semua Pengguna

Tak hanya soal teknologi dan efisiensi, forum ini juga membahas pentingnya sikap mental yang tangguh. Ekonom senior Chatib Basri memberikan pandangan bahwa di tengah volatilitas global, kemampuan untuk cepat pulih dari tekanan jauh lebih penting daripada menghindari risiko sepenuhnya. Ia memberi analogi dari dunia olahraga.

“Marc Marquez bisa jatuh puluhan kali dalam satu musim, tapi tetap bangkit. Ini bukan soal siapa yang tidak jatuh, tapi siapa yang bisa bangkit paling cepat,” katanya.

Dalam konteks bisnis, ini berarti perusahaan harus punya sistem yang fleksibel, pemimpin yang responsif, dan budaya kerja yang adaptif. Untuk tetap profit di tengah ketidakpastian global, perusahaan tidak bisa bergantung pada satu formula saja.

Keuntungan pada masa sekarang datang dari gabungan antara pengambilan keputusan berbasis data, pemanfaatan teknologi, efisiensi operasional, kemitraan strategis, dan mentalitas pantang menyerah.

Editor: Ranto Rajagukguk

award
SPSAwArDS