Grab Dorong Keberlanjutan dan Ekonomi Sirkular lewat Strategi Langkah Hijau

Grab Indonesia masih serius dalam menggarap ekonomi sirkular melalui strategi langkah hijau miliknya. Langkah ini dilakukan lewat pemanfaatan aset-aset perusahaan dengan menggandeng sejumlah mitra terkait.
Sejalan dengan target Netral Karbon 2040, Grab mengoperasikan lebih dari 11.000 unit kendaraan listrik di Indonesia, mencakup layanan GrabBike, GrabCar Plus, dan GrabCar Premium. Armada ini telah menempuh lebih dari 250 juta kilometer, yang diklaim perusahaan setara hampir 7.000 kali mengelilingi bumi dan diklaim berhasil mencegah lebih dari 30.000 ton emisi karbon.
Selain itu, penggunaan kendaraan listrik ini juga menghemat sekitar 11 juta liter bahan bakar minyak.
BACA JUGA: Grab Terapkan Agentic AI untuk Dukung Mitra Pengemudi dan Merchant
Grab juga mengambil langkah konkret dalam mendukung ekonomi sirkular dengan menggandeng PlasticPay sejak 2023. Melalui mesin Reverse Vending Machine (RVM) yang tersebar di titik strategis Jakarta dan Bali, lebih dari 4.000 kilogram botol plastik telah berhasil dikumpulkan dan didaur ulang.
Upaya ini tidak hanya mengurangi 20.000 kg jejak karbon, tetapi juga melibatkan lebih dari 3.000 masyarakat dalam praktik daur ulang, memperkuat ekosistem ekonomi sirkular di tingkat komunitas.
“Upaya menjaga lingkungan tidak bisa dilakukan sendiri. Perlu kolaborasi erat antara mitra usaha, komunitas lokal, dan pengguna layanan Grab di seluruh penjuru tanah air,” kata Director of Digital & Sustainability Grab Indonesia, Rivana Mezaya dalam siaran persnya kepada Marketeers, Jumat (13/5/2025).
BACA JUGA: Grab Indonesia Perkenalkan Pembaruan Keamanan dan Layanan Baru
Setiap transaksi GrabCar, GrabBike, dan GrabMerchant berkontribusi langsung pada proyek pelestarian alam, dengan donasi Rp 200–Rp 500 per perjalanan atau pesanan. Grab juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam gerakan hijau, termasuk melalui fitur carbon offset di aplikasi Grab.
Kontribusi Grab terhadap pelestarian alam diwujudkan melalui penanaman lebih dari 1,2 juta pohon di Asia Tenggara sejak 2021, termasuk ratusan ribu pohon mangrove di pesisir Pati dan Cilacap. Program ini dijalankan bersama mitra, seperti EcoMatcher, Trees4Trees, dan Yayasan Bumi Hijau Lestari.
Selain itu, proyek konservasi di Katingan Mentaya, Kalimantan Tengah, melindungi 149.800 hektar hutan rawa gambut tropis, habitat bagi 44 spesies langka termasuk 5% populasi orangutan Borneo yang tersisa di dunia. Proyek ini berkontribusi mencegah hampir 7,5 juta ton emisi gas rumah kaca setiap tahun.
Editor: Ranto Rajagukguk